Perbedaan ESP32 dan ESP8266

Perbedaan ESP32 dan ESP8266 adalah sebagai berikut

Parameter ESP32 ESP8266
Prosesor / CPU Xtensa :LX6 dual core / single core Xtensa L:106 single core
clock processor 160 MHz 80 MHz
Memori Flash ada versi dengan built in flash tidak ada built in flash
Memori SRAM    
Memori EEPROM di flash memory  
Wifi HT40 HT20
Bluetooth tidak ada Bluetooth 4.2 dan BLE
SPI 4 2
I2C 2 1
I2S 2 2
UART 2 2
ADC 12 bit 10 bit
CAN ada tidak ada
Built in sensor hall sensor, temperature sensor tidak ada

 

ESP8266 NodeMCU (kiri), ESP32 DevkitC (tengah), ESP32 Lolin32 Lite (kanan)
ESP8266 NodeMCU (kiri), ESP32 DevkitC (tengah), ESP32 Lolin32 Lite (kanan)

Penjelasan Ringkas ESP32

ESP 32 adalah mikrokontroler yang memiliki banyak fitur pada prosesornya, dan dilengkapi dengan konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth terintegrasi untuk berbagai macam aplikasi.

ESP32 mampu berfungsi dengan andal di lingkungan industri, dengan suhu pengoperasian mulai dari –40°C hingga +125°C. ESP32 dapat secara dinamis menghilangkan ketidaksempurnaan sirkuit eksternal dan beradaptasi dengan perubahan kondisi eksternal dengan dukungan rangkaian kalibrasi di dalamnya. Rangkaian kalibrasi ini memungkinkan WiFi pada ESP32 berfungsi tanpa perlu kalibrasi ekstra.

ESP32 dirancang untuk perangkat bergerak (mobile), perangkat elektronik yang dapat dikenakan (wearable electronics), dan aplikasi IoT. Konsumsi daya ESP32 dapat dibuat sangat rendah dengan kombinasi beberapa macam perangkat lunak khusus. ESP32 juga mencakup fitur-fitur canggih, seperti ‘clock gating‘ untuk mereduksi konsumsi daya, berbagai mode daya, dan penskalaan daya secara dinamis.

ESP32 dibuat sangat terintegrasi dengan sakelar pemilih antena di dalamnya, RF balun, power amplifier untuk radio, amplifier penerima radio dengan kebisingan rendah (low noise), filter, dan modul manajemen daya. ESP32 menambahkan fungsionalitas dan keserbagunaan yang banyak aplikasi dengan hanya memerlukan ruang kecil di PCB (Printed Circuit Board)

ESP32 dapat berfungsi sebagai sistem mandiri yang lengkap atau sebagai perangkat pembantu ke mikrokontroler lain, mengurangi overhead tumpukan komunikasi pada prosesor aplikasi utama. ESP32 dapat berinteraksi dengan sistem lain untuk menyediakan fungsionalitas Wi-Fi dan Bluetooth melalui antarmuka SPI/SDIO atau I2C/UART.

Modul ESP32 tersedia dalam berbagai versi, di antaranya adalah Lolin32 Lite dan DevkitC serta clone nya.

Penjelasan Ringkas ESP8266

ESP8266 adalah prosesor yang dibuat oleh Espressif. ESP8266 adalah pendahulu dari ESP32.

Referensi

 

UDP Server dengan Python

Berikut ini contoh kode UDP server dengan bahasa Python. Kode ini dapat dijalankan di Windows, Linux dan Raspberry Pi

import socket

# bind all IP
HOST = '0.0.0.0' 
# Listen on Port 
PORT = 44444 
#Size of receive buffer   
BUFFER_SIZE = 1024    
# Create a TCP/IP socket
s = socket.socket(socket.AF_INET, socket.SOCK_DGRAM)
# Bind the socket to the host and port
s.bind((HOST, PORT))
while True:
    # Receive BUFFER_SIZE bytes data
    # data is a list with 2 elements
    # first is data
    #second is client address
    data = s.recvfrom(BUFFER_SIZE)
    if data:
        #print received data
        print('Client to Server: ' , data)
        # Convert to upper case and send back to Client
        s.sendto(data[0].upper(), data[1])
# Close connection
s.close()

Referensi

UDP Client di ESP32

Berikut ini contoh pembuatan aplikasi UDP client di ESP32 dengan compiler Arduino

#include <WiFi.h>
#include <WiFiUdp.h>

/* WiFi network name and password */
const char * ssid = "dd-wrt";
const char * pwd = "0000000000";

// IP address to send UDP data to.
// it can be ip address of the server or 
// a network broadcast address
// here is broadcast address
const char * udpAddress = "192.168.1.100";
const int udpPort = 44444;

//create UDP instance
WiFiUDP udp;

void setup(){
  Serial.begin(115200);
  
  //Connect to the WiFi network
   WiFi.begin(ssid, pwd);
  Serial.println("");

  // Wait for connection
  while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
    delay(500);
    Serial.print(".");
  }
  Serial.println("");
  Serial.print("Connected to ");
  Serial.println(ssid);
  Serial.print("IP address: ");
  Serial.println(WiFi.localIP());
}

void loop(){
  //data will be sent to server
  uint8_t buffer[50] = "hello world";
  //This initializes udp and transfer buffer
  udp.beginPacket(udpAddress, udpPort);
  udp.write(buffer, 11);
  udp.endPacket();
  memset(buffer, 0, 50);
  //processing incoming packet, must be called before reading the buffer
  udp.parsePacket();
  //receive response from server, it will be HELLO WORLD
  if(udp.read(buffer, 50) > 0){
    Serial.print("Server to client: ");
    Serial.println((char *)buffer);
  }
  //Wait for 1 second
  delay(1000);
}

Referensi

Lampu On Off dengan 2 Tombol

Pada artikel ini diuraikan lampu kedip yang dapat dimatikan dan dinyalakan dengan 2 buah tombol push button.

Deskripsi sistem

Proses menggunakan input 2 tombol pushbutton, pb1 dan pb2. Lalu ada output 1 buah LED. Jika pb1 ditekan, maka LED menyala selama 10 detik, kemudian padam sendiri. Jika pb2 ditekan, maka LED langsung padam, meskipun dia menyala kurang dari 10 menit.

Model State Chart / Finite State Machine

Berikut ini model FSM dari sistem tersebut

FSM ini menggunakan konsep mesin Mealy, artinya output berubah tergantung input dan state saat itu. Jadi perubahan output mesti dinyatakan secara eksplisit pada setiap transisi.

FSM yang dipakai menggunakan konsep ‘extended state machine’ untuk memungkinkan delay 10 menit. Delay 10 menit kalau dibuat dengan FSM biasa akan memerlukan banyak sekali state. Untuk menghemat jumlah state, maka digunakan variabel ‘counter’ untuk menggantikan state yang banyak.

Kondisi awal sistem adalah LED mati (OFF), untuk itu ditandai dengan trainsisi “true / LED=OFF”. ‘true’ artinya transisi ini terjadi tanpa syarat. ‘LED=OFF’ artinya LED mati.

Ada 2 state pada sistem, yaitu OFF dan ON. OFF artinya lampu mati, ON artinya lampu menyala.

Pada state OFF, lampu tetap mati selama tombol PB1 tidak ditekan. Hal ini ditandai dengan transisi ‘PB=0 / LED=OFF’. PB=0 adalah syarat transisi tersebut.

Pada state OFF, jika tombol PB1 ditekan maka akan terjadi transisi ke state ON, dan lampu menyala. Hal ini dinyatakan dengan transisi ‘PB1=1 / LED=ON’. Transisi ini juga mereset variabel ‘counter’ menjadi 0 , untuk persiapan memulai proses menunggu maksimum 10 menit.

Setelah lampu menyala, maka lampu akan menyala selama 10 menit jika tombol PB2 tidak ditekan. Hal ini dilakukan dengan transisi ‘PB2=0 / LED=0, counter=counter+1’. Tiap kali tombol PB2 tidak ditekan, angka pada counter dinaikkan 1. Jika angka counter sudah melewati batas tertentu (10 menit), maka terjadi transisi ke state OFF. Hal ini dilakukan dengan transisi ‘counter>10*60 / LED=OFF’, artinya ini adalah transisi bersyarat nilai variabel ‘counter’. Perubahan ke state OFF juga dapat terjadi jika tombol PB2 ditekan. Untuk itu ditambahkan ‘or’ pada syarat transisi dari ON ke OFF.

Perangkat Keras

Rangkaian lampu on-off  dengan breadboard. Mikroprosesor Arduino Nano ATmega328,  2 buah push button, 1 buah LED dengan resistor 1k
Rangkaian lampu on-off
  • Prosesor menggunakan Arduino Nano ATmega328
  • Lampu dengan LED merah, diseri dengan resistor 1 kilo ohm
  • Input 2 buah push button dengan konfigurasi active low.

Perangkat Lunak

Versi Interupsi

// lampu on-off dengan 2 tombol model FSM dan timer one
// https://www.arduino.cc/reference/en/libraries/timerone/
// To install, cari library timerone dari Sketch -> Include Library -> Manage Libraries

#include <TimerOne.h>
#define STATE_INITIAL    100
#define STATE_ON    101
#define STATE_OFF   102
#define SWITCH_PB1 3
#define SWITCH_PB2 2
#define LED_OUTPUT 4

#define TIMEOUT 100
int state = STATE_INITIAL;
int counter=0;

void setup() {
  int output = 0;
  pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
  pinMode(LED_OUTPUT, OUTPUT);
  pinMode(SWITCH_PB1, INPUT_PULLUP);
  pinMode(SWITCH_PB2, INPUT_PULLUP);
  Serial.begin(115200);
  Serial.println(__FILE__);
  fsm_output(output);
  Timer1.initialize(100000); // delay dalam microsecond
  Timer1.attachInterrupt(ISR_Timer1);
}

void loop() {
}

void fsm(int  *state, int *out, int pb1, int pb2, int *counter) {
  switch (*state) {
    case STATE_INITIAL: { // initial state
        *state = STATE_OFF;
        *out = 0;
        break;
      }
    case STATE_ON: {
        if (pb2 == 0) {
          // tetap
          if (*counter >= TIMEOUT) {
            *state = STATE_OFF;
            *out = 0;
          } else {
            *counter = *counter + 1; // tunggu timeout
            *state = STATE_ON;
            *out = 1;
          }
        } else {
          *state = STATE_OFF;
          *out = 0;
        }
        break;
      }
    case STATE_OFF: {
        if (pb1 == 0) {
          // tetap
          *state = STATE_OFF;
          *out = 0;
        } else {
          *counter = 0;
          *state = STATE_ON;
          *out = 1;
        }
        break;
      }
  }
}

void fsm_output(int output_value) {
  if (output_value == 1) {
    digitalWrite(LED_OUTPUT, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(LED_OUTPUT, LOW);
  }
}

void ISR_Timer1(void)
{
  int output = 0;
  int pb1, pb2, switch1, switch2;
  switch1 = digitalRead(SWITCH_PB1);
  switch2 = digitalRead(SWITCH_PB2);
  if (switch1 == 1)
    pb1 = 0;
  else {
    pb1 = 1;
  }
  if (switch2 == 1)
    pb2 = 0;
  else {
    pb2 = 1;
  }
  fsm(&state, &output, pb1, pb2, &counter);
  fsm_output(output);
  Serial.print("state: ");
  Serial.print(state);
  Serial.print(" pb1: ");
  Serial.print( pb1);
  Serial.print(" pb2: ");
  Serial.print( pb2);
  Serial.print(" counter: ");
  Serial.print( counter);
  Serial.print(" output: ");
  Serial.print( output);
  Serial.println();
}

Versi Delay

Berikut ini code tanpa interupsi, hanya menggunakan delay()

// lampu on-off dengan 2 tombol model FSM dan delay

#define STATE_INITIAL    100
#define STATE_ON    101
#define STATE_OFF   102
#define SWITCH_PB1 3
#define SWITCH_PB2 2
#define LED_OUTPUT 4
#define PERIOD_MS 10 // perioda delay dalam milisecond
#define TIMEOUT 10 // TIMEOUT dalam detik
int state = STATE_INITIAL;
int counter = 0;

void setup() {
  int output = 0;
  pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
  pinMode(LED_OUTPUT, OUTPUT);
  pinMode(SWITCH_PB1, INPUT_PULLUP);
  pinMode(SWITCH_PB2, INPUT_PULLUP);
  Serial.begin(115200);
  Serial.println(__FILE__);
  fsm_output(output);
}

void loop() {
  mainloop();
  delay(PERIOD_MS);
}

void fsm(int  *state, int *out, int pb1, int pb2, int *counter) {
  switch (*state) {
    case STATE_INITIAL: { // initial state
        *state = STATE_OFF;
        *out = 0;
        break;
      }
    case STATE_ON: {
        if (pb2 == 0) {
          // tetap
          if (*counter >= TIMEOUT * 1000 / PERIOD_MS) {
            *state = STATE_OFF;
            *out = 0;
          } else {
            *counter = *counter + 1; // tunggu timeout
            *state = STATE_ON;
            *out = 1;
          }
        } else {
          *state = STATE_OFF;
          *out = 0;
        }
        break;
      }
    case STATE_OFF: {
        if (pb1 == 0) {
          // tetap
          *state = STATE_OFF;
          *out = 0;
        } else {
          *counter = 0;
          *state = STATE_ON;
          *out = 1;
        }
        break;
      }
  }
}

void fsm_output(int output_value) {
  if (output_value == 1) {
    digitalWrite(LED_OUTPUT, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(LED_OUTPUT, LOW);
  }
}

void mainloop(void)
{
  int output = 0;
  int pb1, pb2, switch1, switch2;
  switch1 = digitalRead(SWITCH_PB1);
  switch2 = digitalRead(SWITCH_PB2);
  if (switch1 == 1)
    pb1 = 0;
  else {
    pb1 = 1;
  }
  if (switch2 == 1)
    pb2 = 0;
  else {
    pb2 = 1;
  }
  fsm(&state, &output, pb1, pb2, &counter);
  fsm_output(output);


  // cetak jika ada perubahan state , atau sudah 1 detik berlalu
  static int prev_state = 0;
  static int display_counter = 0;

  if (prev_state != state || display_counter > 1000 / PERIOD_MS) {
    Serial.print("state: ");
    if (state == STATE_ON) {
      Serial.print("ON  ");
    } else if (state == STATE_OFF) {
      Serial.print("OFF ");
    } else {
      Serial.print(state);
    }

    Serial.print(" pb1: ");
    Serial.print(pb1);
    Serial.print(" pb2: ");
    Serial.print(pb2);
    Serial.print(" c: ");
    Serial.print( counter);
    Serial.print(" out: ");
    Serial.print(output);
    Serial.println();
    prev_state = state;
    display_counter = 0;
  }
  display_counter++;

}

Demonstrasi

demonstrasi versi 1

Demonstrasi versi 2

Contoh lain sistem mikrokontroler dengan finite state machine: https://elektrologi.iptek.web.id/contoh-implementasi-finite-state-machine-dengan-mikrokontroler/

Aplikasi Membuat Flowchart: app.diagrams.net

aplikasi online untuk membuat macam-macam diagram, di antaranya flowchart (diagram alir) https://app.diagrams.net/

Contoh tampilan untuk membuat flowchart sebagai berikut

 

Aplikasi ini juga tersedia untuk versi desktopnya di https://github.com/jgraph/drawio-desktop/releases/tag/v20.3.0.

Versi desktop tersedia untuk sistem operasi berikut ini

  • Windows
  • macOS
  • Linux
  • Google Chrome OS

 

 

 

Contoh Cyber Physical System

Contoh Aplikasi Cyber Physical System (CPS) di berbagai bidang adalah sebagai berikut:

Bidang Manufakturing dan Produksi meliputi bidang manufaktur yang lincah, konektivitas pada jalur pasokan

Aplikasi CPS pada manufaktur dan produksi:

  • Intelligent controls: Kendali cerdas
  • Otomasi proses dan perakitan
  • Robot yang dapat bekerja secara aman dengan manusia

Bidang transportasi dan pergerakan meliputi kendaraan otonom dan kendaraan cerdas, baik di darat, udara, perairan dan angkasa luar; Komunikasi antar kendaraan dan kendaraan ke infrastruktur transportasi.

  • Sistem kendaraan dengan ‘drive by wire’, artinya kendali pada kendaraan tidak langsung oleh manusia namun dibantu dengan perangkat komputer
  • mobil dengan kecerdasan
  • Sistem kendali lalu lintas yang interaktif
  • Sistem transportasi udara generasi selanjutnya

Energi meliputi sistem kelistrikan, sumber energi terbarukan, produksi minyak dan gas

  • Jaringan listrik cerdas
  • Sistem pengisian listrik pada kendaraan
  • Jaringan distribusi minyak dan gas dengan kecerdasan
Konsep smart power grid masa depan
Konsep smart power grid masa depan

Infrastruktur sipil meliputi jembatan, bendungan, pengolahan air bersih dan air limbah

  • Monitoring secara aktif dan sistem kendali , misal pada jembatan dan bendungan
  • Jaringan air dan limbah dengan kecerdasan

Kesehatan meliputi perangkat kesehatan, perangkat kesehatan pribadi, diagnosa penyakit dan pencegahan penyakit.

Aplikasi CPS pada bidang kesehatan:

  • Jaringan komunikasi personal (untuk alat kesehatan pada seseorang)
  • Sistem untuk membantu kesehatan
  • Sensor yang dapat dikenakan pada manusia dan perangkat yang dipasang di dalam tubuh

Bangunan dan Struktur meliputi bandungan perumahan dan komersil dengan performansi tinggi

Aplikasi CPS pada bangunan dan struktur:

  • Pengendalian seluruh aspek pada bangunan
  • Perangkat HVAC cerdas
  • Sistem otomasi bangunan
  • Perabot dan perangkat rumah/kantor yang tersambung ke jaringan
Jembatan dengan kecerdasan
Jembatan dengan kecerdasan

Pertahanan dan Keamanan meliputi perangkat tentara, persenjataan, perangkat logistik, sensor otonom bawah air

Aplikasi CPS pada pertahanan & keamanan:

  • senjata cerdas, dalam arti berpandu dan presisi
  • perangkat komputasi dan sensor yang dapat dikenakan oleh prajurit
  • Kendaraan cerdas tidak berawak
  • Rantai pasokan dan logistik

Keadaan Darurat meliputi perangkat bagi responden pertama, perangkat komunikasi , perangkat pemadam api.

Aplikasi CPS pada keadaan darurat meliputi:

  • sistem deteksi dan pemantauan
  • jaringan komunikasi yang tahan gangguan
  • sistem responden yang terintegrasi

Referensi

 

 

 

Perbedaan Arduino dan Programmable Logic Controller (PLC)

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega. Perangkat keras yang kompatibel dengan Arduino meliputi modul mikrokontroler buatan Arduino serta berbagai modul mikrokontroler lain yang sudah dibuat librarynya supaya kompatibel dengan Arduino. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi pada Arduino adalah C/C++.

PLC atau Programmable Logic Controller atau terjemahannya “pengontrol yang dapat diprogram” adalah komputer untuk keperluan industri yang telah dibuat kokoh dan disesuaikan untuk mengontrol proses manufaktur di pabrik, seperti jalur perakitan, mesin-mesin pabrik, perangkat robot, atau aktivitas apa pun yang memerlukan keandalan tinggi, kemudahan pemrograman, dan diagnosa jika ada kesalahan proses.

Perangkat PLC untuk monitoring pabrik farmasi
Perangkat PLC untuk monitoring pabrik farmasi

Tabel Perbedaan Arduino dan Programmable Logic Controller

Aspek Arduino PLC
Keandalan tergantung implementasi hardware & software tinggi sesuai standar industri NEMA/IEC dan sebagainya
Ukuran relatif kecil relatif besar
Aplikasi bebas, fleksibel industri, otomasi
Bahasa pemrograman Relatif rendah: C dan C++

Relatif tinggi, seperti:

  • Ladder Diagram
  • Instruction List
  • Structured Text
  • Function Block Diagram
  • Sequential Function Chart
Skalabilitas Untuk sistem yang besar, perlu proses rekayasa yang cukup kompleks. mudah untuk dikembangkan, modul-modul sudah tersedia
Real Time Perlu rekayasa di antaranya dengan menggunakan sistem operasi real time (RTOS) sudah dirancang real-time
Mikrokontroler menggunakan berbagai macam mikrokontroler yang berpengaruh terhadap proses rekayasa sistem. Secara internal menggunakan mikrokontroler / mikroprosesor, namun pemakai tidak dipusingkan oleh jenis mikrokontroler yang dipakai.
Fleksibilitas Sangat fleksibel tergantung kreatifitas perekayasa / pembuat konfigurasi sesuai dengan modul yang tersedia dari pabrikan
Komputasi fleksibel tergantung jenis mikrokontroler yang dipakai relatif lambat
Biaya murah untuk sistem yang sederhana harga lebih mahal terutama untuk sistem yang sederhana
Bentuk & Ukuran bentuk bebas, karena Arduino hanya mikrokontrolernya saja Bentuk sudah tertentu, karena umumnya untuk dipasang di rak dengan standar ukuran tertentu
Arsitektur software semua periferal dan memori pada Arduino dapat diatur secara bebas. Arsitektur software bebas. sudah tertentu

Referensi

 

Perbedaan Arduino dan NodeMCU

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega. Perangkat keras yang kompatibel dengan Arduino meliputi modul mikrokontroler buatan Arduino serta berbagai modul mikrokontroler lain yang sudah dibuat librarynya supaya kompatibel dengan Arduino. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi pada Arduino adalah C/C++.

NodeMCU adalah kerangka pengembangan IoT open source berbiaya murah. Perangkat NodeMCU meliputi firmware NodeMCU dan perangkat keras berbasis ESP32 dan ESP8266 yang kompatibel. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi pada NodeMCU adalah Lua

Pada awalnya yang disebut NodeMCU adalah software (firmware) tertentu yang dijalankan pada modul ESP8266 dan modul ESP-12. Saat ini NodeMCU juga dapat dijalankan di ESP32.

Arduino UNO (kiri), NodeMCU ESP8266 (kanan)
Arduino UNO (kiri), NodeMCU ESP8266 (kanan)

Hardware NodeMCU

Hardware NodeMCU ada yang berbasis ESP8266 dan ESP32.

NodeMCU berbasis ESP32 biasanya menggunakan board DevkitC

ESP32 DevkitC Clone tampak atas
ESP32 DevkitC Clone tampak atas

 

Referensi

  • https://en.wikipedia.org/wiki/NodeMCU
  •  

 

 

Perbedaan Arduino dan Mikrokontroler

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega.

Mikrokontroler adalah komputer kecil pada suatu keping rangkaian integrasi (integrated circuit/IC) terpadu. Pada mikrokontrole sudah ada CPU (Central Processing Unit) , memori dan periferal. Mikrokontroler umumnya dirancang untuk aplikasi yang tertanam di perangkat lain, atau dikenal dengan istilah ‘embedded system’.

Perangkat keras Arduino menggunakan mikrokontroler, namun tidak semua mikrokontroler adalah bagian dari Arduino

Berikut ini contoh mikrokontroler ATmega8535 yang tidak termasuk Arduino.

Perangkat Keras Arduino

Berikut ini contoh perangkat keras Arduino yang menggunakan mikrokontroler dari keluarga ATmega

Nama Prosesor  
Arduino Nano Every ATmega4809  
Arduino Nano ATmega328  
Arduino UNO ATmega328  
Arduino Mega 2560 ATmega2560  
Arduino Leonardo ATmega32u4  

Berikut ini contoh perangkat keras Arduino yang tidak menggunakan mikrokontroler ATmega.

Nama Prosesor  
Arduino Nano 33 IoT SAMD21 Cortex®-M0+ 32bit low power ARM MCU  
Arduino Nano RP2040 Connect Raspberry Pi® RP2040  
Arduino Nano 33 BLE Sense nRF52840  

Berikut ini contoh mikrokontroler yang tidak termasuk pada sistem Arduino:

  • ATmega8535
  • ATmega8
  • ATmega16
  • ATmega32

Mikrokontroler Secara Umum

Mikrokontroler adalah komputer kecil pada suatu keping rangkaian integrasi (integrated circuit/IC) terpadu. Pada mikrokontrole sudah ada CPU (Central Processing Unit) , memori dan periferal. Mikrokontroler umumnya dirancang untuk aplikasi yang tertanam di perangkat lain, atau dikenal dengan istilah ‘embedded system’.

Pada masa lalu, mikrokontroler umumnya dibuat dalam 1 keping chip. Pada saat ini mulai dikenal konsep SoC (System on a Chip). SoC ini menggabungkan keping silikon berisi mikrokontroler dengan komponen-komponen lain yang lebih kompleks, misalnya GPU (Graphical Processing Unit) ataupun antarmuka WiFi.

Mikrokontroler digunakan dalam berbagai produk dan perangkat yang dikontrol secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin mobil, perangkat medis, remote control, mesin kantor, alat rumah tangga, perkakas listrik, mainan, dan sistem tertanam (embedded) lainnya. Desain dengan mikrokontroler lebih ekonomis daripada mikroprosesor karena pada mikrokontroler memori dan perangkat input/output dapat digabung dalam 1 chip, sedangkan pada mikroprosesor memori dan perangkat input/output harus ditambahkan pada chip terpisah.

Mikrokontroler ada murni digital, ada juga yang campuran antara sinyal digital dan analog. Dalam konteks internet of things (IoT), mikrokontroler adalah teknik pengumpulan data yang ekonomis dan populer, mengukur dan mengendalikan dunia fisik sebagai perangkat ‘komputasi tepi’. Kontras dari ‘komputasi tepi’ adalah ‘komputasi awan’ atau ‘cloud computing’, di mana data & informasi dikumpulkan secara terpusat untuk kemudian semua data diolah secara terpusat.

Referensi

 

Perbedaan Arduino UNO dan ESP32

Berikut ini perbedaan utama antara Arduino UNO dan ESP32:

Parameter Arduino Uno ESP32
Prosesor ATmega328 Xtensa dual core / single core
Clock prosesor 16 MHz 160 MHz / 240 MHz
Ukuran 68,6 mm x 53,4 mm tergantung board
Analog Input 6 kanal, 10 bit ADC 18 kanal, 12 bit ADC
Tegangan catu daya 6 sampai 20 volt DC, namun disarankan hanya 7 sampai 12 volt DC 5 volt (USB)
Pin untuk Digital Input/Output 14 (6 dengan fitur Pulse Width Modulation) 34 (maksimum)
Berat 25 g tergantung board
Ukuran lebih kecil. shield Arduino Mega tidak dapat dipakai di Arduino UNO lebih besar. shield Arduino UNO dapat dipakai di Arduino Mega
Kapasitas flash memory 32 kilobyte 4 MB (eksternal denganm antar muka SDIO/SPI)
SRAM 2 kilobyte 320 kilobyte
EEPROM 1 kilobyte tidak ada secara khusus, namun dapat menggunakan sebagian memory Flash
Tegangan kerja 5 volt 3 volt
Konektor USB USB type B USB mini
Konektivitas Jaringan tidak ada WiFi 802.11, bluetooth
Port serial (UART) 1 (hardware) 3 (hardware)
I2C 1 kanal 2 kanal
Output analog tidak ada DAC (Digital to Analog Converter) ada DAC 2 kanal, 8 bit
SPI (Serial Peripheral Interface) 1 kanal 4 kanal

 

Arduino UNO R3, ESP32 Devkit-C  , ESP32 Lolin32 Lite
Arduino UNO R3, ESP32 Devkit-C , ESP32 Lolin32 Lite

Arduino UNO

Arduino UNO R3 asli
Arduino UNO R3 asli

Arduino UNO adalah rangkaian mikrokontroler berbasis ATmega328P. Arduino UNO memiliki 14 pin input/output digital (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz sebagai sumber clock, koneksi USB untuk catu daya dan komunikasi serial, colokan listrik DC, header ICSP (In Circuit Serial Programming), dan tombol reset. Papan rangkaian Arduino UNO berisi semua hal yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler. Untuk menggunakan Arduino UNO, cukup dengan disambung ke komputer dengan kabel USB atau sambungkan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai untuk memulai. Anda dapat mengotak-atik UNO Anda tanpa terlalu khawatir melakukan kesalahan. Pada kondisi terburuk, chip ATmega328 dengan kemasan DIP (Dual In line Package) dapat diganti jika rusak.

ESP32

ESP 32 adalah mikrokontroler yang memiliki banyak fitur pada prosesornya, dan dilengkapi dengan konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth terintegrasi untuk berbagai macam aplikasi.

ESP32 mampu berfungsi dengan andal di lingkungan industri, dengan suhu pengoperasian mulai dari –40°C hingga +125°C. ESP32 dapat secara dinamis menghilangkan ketidaksempurnaan sirkuit eksternal dan beradaptasi dengan perubahan kondisi eksternal dengan dukungan rangkaian kalibrasi di dalamnya. Rangkaian kalibrasi ini memungkinkan WiFi pada ESP32 berfungsi tanpa perlu kalibrasi ekstra.

ESP32 dirancang untuk perangkat bergerak (mobile), perangkat elektronik yang dapat dikenakan (wearable electronics), dan aplikasi IoT. Konsumsi daya ESP32 dapat dibuat sangat rendah dengan kombinasi beberapa macam perangkat lunak khusus. ESP32 juga mencakup fitur-fitur canggih, seperti ‘clock gating‘ untuk mereduksi konsumsi daya, berbagai mode daya, dan penskalaan daya secara dinamis.

ESP32 dibuat sangat terintegrasi dengan sakelar pemilih antena di dalamnya, RF balun, power amplifier untuk radio, amplifier penerima radio dengan kebisingan rendah (low noise), filter, dan modul manajemen daya. ESP32 menambahkan fungsionalitas dan keserbagunaan yang banyak aplikasi dengan hanya memerlukan ruang kecil di PCB (Printed Circuit Board)

ESP32 dapat berfungsi sebagai sistem mandiri yang lengkap atau sebagai perangkat pembantu ke mikrokontroler lain, mengurangi overhead tumpukan komunikasi pada prosesor aplikasi utama. ESP32 dapat berinteraksi dengan sistem lain untuk menyediakan fungsionalitas Wi-Fi dan Bluetooth melalui antarmuka SPI/SDIO atau I2C/UART.

Modul ESP32 tersedia dalam berbagai versi, di antaranya adalah Lolin32 Lite dan DevkitC serta clone nya.

ESP32 memiliki beberapa kelebihan dibandingkan Arduino. Di antaranya sebagai berikut:

  • Prosesor di ESP32 dari keluarga Xtensa, lebih cepat dibandingkan prosesor ATmega dengan arsitektur AVR. ESP32 clocknya adalah 240 MHz, sedangkan Arduino UNO menggunakan ATmega328 dengan kecepatan maksimum 16 MHz
  • Jumlah core pada prosesornya lebih banyak. ESP32 mempunyai 2 core, sedangkan ATmega328 hanya 1 core saja.
  • Memori Flash yang terhubung lebih banyak. ESP32 memiliki Flash Memory sebesar 1 MB sampai 16 MB. Arduino UNO memiliki memori flash sebesar 32 KB. Model Arduino lain ada yang memiliki flash lebih besar, seperti ATmega2560 yang memiliki flash sebesar 256 KB
  • Memori RAM lebih besar. ESP32 memiliki SRAM 520 KiB, sedangkan Arduino UNO memiliki SRAM hanya 2 KB. ATmega2560 memiliki SRAM sebesar 8 kilobyte
  • ESP32 memiliki kemampuan nirkabel WiFi 802.11 dan Bluetooth. Fitur ini di Arduino UNO tidak ada, harus menambah modul/shield.

Referensi

Perbedaan Arduino dan ATmega

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega.

ATmega adalah keluarga mikrokontroler dari arsitektur AVR yang diproduksi oleh perusahaan Atmel. Saat ini perusahaan Atmel sudah diakuisisi oleh Microchip.

Perangkat Keras Arduino

Berikut ini contoh perangkat keras Arduino yang menggunakan prosesor ATmega

Nama Prosesor  
Arduino Nano Every ATmega4809  
Arduino Nano ATmega328  
Arduino UNO ATmega328  
Arduino Mega 2560 ATmega2560  
Arduino Leonardo ATmega32u4  

Berikut ini contoh perangkat keras Arduino yang tidak menggunakan prosesor ATmega

Nama Prosesor  
Arduino Nano 33 IoT SAMD21 Cortex®-M0+ 32bit low power ARM MCU  
Arduino Nano RP2040 Connect Raspberry Pi® RP2040  
Arduino Nano 33 BLE Sense nRF52840  
     
     
     

Perangkat Lunak Arduino

Berikut ini perangkat lunak Arduino

  • Arduino IDE (versi terbaru adalah 2.0.1) untuk pengembangan perangkat lunak di komputer laptop/desktop.
  • Arduino Web Editor untuk mengembangkan perangkat lunak secara online. Data-data disimpan di cloud server.

Mikrokontroler ATmega

Berikut ini beberapa contoh mikrokontroler ATmega yang dipakai di perangkat keras Arduino

  • ATmega168
  • ATmega328
  • ATmega2560
  • ATmega32u4
  • ATmega4809

Berikut ini beberapa contoh mikrokontroler ATmega yang tidak dipakai di perangkat keras Arduino

Berikut ini contoh prosesor ATmega168 yang dipakai di Arduino

Berikut ini contoh rangkaian berbasis ATmega8535 yang bukan menggunakan Arduino

Referensi

 

 

Perbedaan Antara Arduino UNO dan Raspberry PI 3

Berikut ini perbedaan utama antara Arduino Uno dan Arduino Nano

Parameter Arduino Uno Raspberry PI 3
Prosesor ATmega328 (AVR), single core, 8 bit ARM Cortex A53, quad core, 64 bit.
Clock 16 MHz 1,2 GHz
Memori RAM 2 kilobyte 1 gigabyte
Memori EEPROM 1 kilobyte tidak ada
Memori Flash 32 kilobyte (internal) tidak ada internal. Memori flashmenggunakan SD card eksternal
Input Analog 6 pin tidak ada
Input/Output Digital 14 (6 dengan fitur Pulse Width Modulation) 40 pin GPIO, namun tidak semuanya dipakai untuk input/output
Sistem Operasi tidak perlu sistem operasi, namun dapat menggunakan sistem operasi real time seperti FreeRTOS Raspberry Pi OSRaspberry Pi Debian, dan berbagai sistem operasi berbasis Linux, Windows IoT Core
Bahasa Pemrograman C / C++ praktis semua bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di sistem operasi Linux
Port USB 1 buah USB type B untuk port serial dan catu daya 1 buah mini USB untuk catu daya
4 buah USB type-A untuk memasang periferal seperti keyboard-USB dan mouse-USB
Koneksi jaringan komputer tidak ada Ethernet 802.3 dan Wifi 802.11 (2,4 GHz)
Tegangan Kerja 5 volt 3,3 volt
Catu Daya 5 volt (USB), 6 ~ 12 volt (pin catu daya). Konsumsi arus untuk prosesor maksimum adalah 14 mA. Konsumsi arus untuk periferal output maksimum 200 mA. 5 VDC, 2,5 ampere
Ukuran 68,6 mm x 53,4 mm 85 mm x 56 mm
berat 37 g 50 g
harga Rp 350.000 ~ Rp 450.000 Rp 3,5 juta (model B+)

Arduino UNO

Arduino UNO R3 asli
Arduino UNO R3 asli

Arduino UNO adalah rangkaian mikrokontroler berbasis ATmega328P. Arduino UNO memiliki 14 pin input/output digital (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz sebagai sumber clock, koneksi USB untuk catu daya dan komunikasi serial, colokan listrik DC, header ICSP (In Circuit Serial Programming), dan tombol reset. Papan rangkaian Arduino UNO berisi semua hal yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler. Untuk menggunakan Arduino UNO, cukup dengan disambung ke komputer dengan kabel USB atau sambungkan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai untuk memulai. Anda dapat mengotak-atik UNO Anda tanpa terlalu khawatir melakukan kesalahan. Jika ATmega328 rusak dapat diganti jika rusak.

Raspberry PI Model 3

Spesifikasi Raspberry Pi secara ringkas

The Raspberry Pi 3 Model B+ is the final revision in the Raspberry Pi 3 range.

  • Broadcom BCM2837B0, Cortex-A53 (ARMv8) 64-bit SoC @ 1.4GHz
  • 1GB LPDDR2 SDRAM
  • 2.4GHz and 5GHz IEEE 802.11.b/g/n/ac wireless LAN, Bluetooth 4.2, BLE
  • Gigabit Ethernet over USB 2.0 (maximum throughput 300 Mbps)
  • Extended 40-pin GPIO header
  • Full-size HDMI
  • 4 USB 2.0 ports
  • CSI camera port for connecting a Raspberry Pi camera
  • DSI display port for connecting a Raspberry Pi touchscreen display
  • 4-pole stereo output and composite video port
  • Micro SD port for loading your operating system and storing data
  • 5V/2.5A DC power input
  • Power-over-Ethernet (PoE) support (requires separate PoE HAT)

Memilih Arduino Atau Raspberry Pi

Arduino dan Raspberry memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini beberapa saran untuk melakukan pemilihan.

Faktor-faktor yang mengarah ke Raspberry Pi:

  • Perlu menjalankan aplikasi perlu dijalankan di sistem operasi Linux, misal database MySQL, web server Apache, dan sebagainya.
  • Aplikasi menggunakan bahasa pemrograman selain C/C++, misal Python, PHP, Java dan sebagainya.
  • Perlu terhubung ke internet lewat ethernet atau wifi
  • Tidak perlu input analog. Jika terpaksa perlu input analog, maka perlu menambah ADC eksternal seperti MCP3008, ADC1115 , HX711
  • Perlu output HDMI ke monitor
  • Perlu kamera
  • Perlu memori besar, baik memori RAM ataupun memori Flash.
  • Perlu kecepatan komputasi besar
  • Perlu periferal USB, seperti keyboard, mouse
  • Fasih menggunakan sistem operasi berbasis Linux

Faktor-faktor yang mengarahkan ke Arduino

  • Harga Arduino lebih murah
  • Aplikasi sederhana, sehingga sumber daya CPU dan memori yang diperlukan aplikasi sedikit.
  • Aplikasi mobile dengan sumber energi solar cell atau baterai, sehingga perlu hemat energi.
  • Tidak perlu konektivitas jaringan komputer, seperti ethernet atau wifi.
  • Perlu input analog
  • Perlu fitur real time dengan sistem operasi real time seperti FreeRTOS.
  • Porting real time operating system (RTOS) untuk Raspberry Pi tersedia untuk beberapa RTOS, namun tidak sepopuler pada Arduino atau mikrokontroler lain.
  • erlu akses langsung ke interupsi pada mikroprosesor. Pada Raspberry Pi, interupsi diurus oleh sistem operasi, jadi tidak dapat diakses langsung oleh pengguna.

Referensi

Perbedaan Arduino UNO dan Arduino Mega 2560

Berikut ini perbedaan utama antara Arduino UNO dan Arduino Mega

Parameter Arduino Uno Arduino Mega
Prosesor ATmega328 ATmega2560
Ukuran 68,6 mm x 53,4 mm 101,52 mm x  53,3 mm
Analog Input 6 16
Tegangan catu daya 6 sampai 20 volt DC, namun disarankan hanya 7 sampai 12 volt DC 7 sampai 12 volt DC
Pin untuk Digital Input/Output 14 (6 dengan fitur Pulse Width Modulation) 54 (6 dengan fitur Pulse Width Modulation)
Berat 25 g 37 g
Ukuran lebih kecil. shield Arduino Mega tidak dapat dipakai di Arduino UNO lebih besar. shield Arduino UNO dapat dipakai di Arduino Mega
Kapasitas flash memory 32 kilobyte 256 kilobyte
SRAM 2 kilobyte 8 kilobyte
EEPROM 1 kilobyte 4 kilobyte

Kesamaan antara Arduino UNO dan Mega:

Parameter Nilai
Clock prosesor 16 MHz
Digital Input/Output 14
EEPROM 1 kilobyte
Tegangan kerja 5 volt
Konektor USB USB type B
Tegangan kerja 5 volt

Arduino UNO

Arduino UNO R3 asli
Arduino UNO R3 asli

Arduino UNO adalah rangkaian mikrokontroler berbasis ATmega328P. Arduino UNO memiliki 14 pin input/output digital (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz sebagai sumber clock, koneksi USB untuk catu daya dan komunikasi serial, colokan listrik DC, header ICSP (In Circuit Serial Programming), dan tombol reset. Papan rangkaian Arduino UNO berisi semua hal yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler. Untuk menggunakan Arduino UNO, cukup dengan disambung ke komputer dengan kabel USB atau sambungkan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai untuk memulai. Anda dapat mengotak-atik UNO Anda tanpa terlalu khawatir melakukan kesalahan. Pada kondisi terburuk, chip ATmega328 dengan kemasan DIP (Dual In line Package) dapat diganti jika rusak.

Arduino Mega 2560

Arduino Mega 2560 adalah modul mikrokontroler berbasis prosesor ATmega2560. Arduino Mega 2560 memiliki 54 pin input/output digital (15 di antaranya dapat digunakan sebagai output Pulse Width Modulation(PWM) / Modulasi Lebar Pulsa), 16 input analog, 4 UART (port serial perangkat keras), osilator kristal 16 MHz, koneksi USB, colokan catu daya, header ICSP (In Circuit Serial Programming), dan tombol reset. Modul berisi semua komponen yang diperlukan untuk menjalankan sistem mikrokontroler; Untuk mulai menggunakan/mengaktifkan, cukup dengan menyambungkan modul ini ke komputer dengan kabel USB atau nyalakan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai. Modul Arduino Mega 2560 kompatibel dengan sebagian besar perisai yang dirancang untuk Arduino UNO dan modul sebelumnya seperti Arduino Duemilanove atau Arduino Diecimila.

Arduino Mega 2560 adalah versi baru dari Arduino Mega. Perbedaan utama Arduino Mega 2560 dengan Arduino Mega adalah prosesor yang dipakai. Arduino Mega 2560  menggunakan prosesor ATmega 2560, sedangkan Arduino Mega menggunakan prosesor ATmega 1280.

Referensi

Perbedaan Arduino UNO dan Nano

Berikut ini perbedaan utama antara Arduino Uno dan Arduino Nano

Parameter Arduino Uno Arduino Nano
Ukuran 68,6 mm x 53,4 mm 18 mm x 45 mm
Konektor USB USB type B USB mini
Analog Input 6 8
Tegangan catu daya 6 sampai 20 volt DC, namun disarankan hanya 7 sampai 12 volt DC 7 sampai 12 volt DC
Pin untuk Digital Input/Output 14 (6 dengan fitur Pulse Width Modulation) 22 (6 dengan fitur Pulse Width Modulation)
Berat 25 g 7 g
Ukuran lebih besar, terutama dirancang untuk dipasangi Arduino Shield lebih kecil, terutama dirancang untuk dipasang di breadboard
     
     

Kesamaan antara Arduino UNO dan Nano:

Parameter Nilai
Prosesor ATmega328 (arsitektur AVR)
Clock prosesor 16 MHz
Digital Input/Output 14
EEPROM 1 kilobyte
SRAM 2 kilobyte
Flash memory 32 kilobyte ( 2 kilobyte  untuk boot loader)
   
   
   
Arduino UNO dan Arduino Nano
Arduino UNO (atas)  dan Arduino Nano (bawah)

Arduino UNO

Arduino UNO R3 asli
Arduino UNO R3 asli

Arduino UNO adalah rangkaian mikrokontroler berbasis ATmega328P. Arduino UNO memiliki 14 pin input/output digital (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz sebagai sumber clock, koneksi USB untuk catu daya dan komunikasi serial, colokan listrik DC, header ICSP (In Circuit Serial Programming), dan tombol reset. Papan rangkaian Arduino UNO berisi semua hal yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler. Untuk menggunakan Arduino UNO, cukup dengan disambung ke komputer dengan kabel USB atau sambungkan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai untuk memulai. Anda dapat mengotak-atik UNO Anda tanpa terlalu khawatir melakukan kesalahan. Pada kondisi terburuk, chip ATmega328 dengan kemasan DIP (Dual In line Package) dapat diganti jika rusak.

Berikut ini contoh Arduino UNO dengan sebuah shield tampilan LCD yang dirancang untuk dipasang di atas Arduino UNO.

TFT LCD 2.4" Shield untuk Arduino UNO
Arduino UNO di sebelah TFT LCD

Arduino Nano

Arduino Nano asli
Arduino Nano asli

Arduino Nano adalah rangkaian mikrokontroler berbasis ATmega328 dalam kemasan kecil, lengkap, dan mudah dipasang di breadboard. Ini memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan Arduino UNO, dengan bentuk yang lebih kecil. Arduino Nano tidak memiliki colokan listrik DC, dan konektor USB yang dipakai adalah USB mini-B, lebih kecil daripada USB type-A di Arduino UNO.

Berikut ini contoh Arduino Nano dipasang di sebuah breadboard.

Rangkaian Arduino Nano dan MCP4725 di breadboard
Rangkaian Arduino Nano dan MCP4725 di breadboard

Referensi

 

1 volt berapa mv

1 volt berapa mv?

Jawaban: 1 volt adalah 1000 mv

Volt dan milivolt

‘Volt’ adalah satuan besaran listrik. Satuan ini ditulis ‘volt’ (huruf kecil) atau disingkat ‘V’ (huruf besar).

‘mv’ maksudnya adalah millivolt, atau disingkat mV. milli artinya seperseribu. Jadi 1 volt sama dengan 1000 milli volt.

Awalan SI

‘milli’ adalah awalan (prefiks) untuk satuan. Daftar prefiks adalah sebagai berikut:

 
Awalan Basis 1000 Basis 10 Desimal Sebutan Adopsi[nb 1]
Nama Simbol Skala pendek Skala panjang
yota Y  10008  1024 1.000.000.000.000.000.000.000.000  septiliun  kuadriliun 1991
zeta Z  10007  1021 1.000.000.000.000.000.000.000  sekstiliun  triliar 1991
eksa E  10006  1018 1.000.000.000.000.000.000  kuintiliun  triliun 1975
peta P  10005  1015 1.000.000.000.000.000  kuadriliun  biliar 1975
tera T  10004  1012 1.000.000.000.000  triliun  biliun 1960
giga G  10003  109 1.000.000.000  biliun  miliar 1960
mega M  10002  106 1.000.000  juta 1873
kilo k  10001  103 1.000  ribu 1795
hekto h  10002/3  102 100  ratus 1795
deka da  10001/3  101 10  puluh 1795
   10000  100 1  satu
desi d  1000−1/3  10−1 0,1  sepersepuluh 1795
senti c  1000−2/3   10−2 0,01  seperseratus 1795
mili m  1000−1  10−3 0,001  seperseribu 1795
mikro µ  1000−2  10−6 0,000001  sepersejuta 1873
nano n  1000−3  10−9 0,000000001  sepersebiliun  sepersemiliar 1960
piko p  1000−4  10−12 0,000000000001  sepersetriliun  sepersebiliun 1960
femto f  1000−5  10−15 0,000000000000001  sepersekuadriliun  sepersebiliar 1964
ato a  1000−6  10−18 0,000000000000000001  sepersekuintiliun  sepersetriliun 1964
zepto z  1000−7  10−21 0,000000000000000000001  sepersesekstiliun  sepersetriliar 1991
yokto y  1000−8  10−24  0,000000000000000000000001  seperseseptiliun  sepersekuadriliun 1991
 

Referensi