Sakelar kaki cocok dipakai untuk aplikasi-aplikasi di mana kedua tangan sudah sibuk melakukan pekerjaan lain. Contohnya adalah di pabrik industri untuk pengoperasian mesin industri, di mana tangan sudah sibuk untuk menangani benda kerja.




Sakelar kaki cocok dipakai untuk aplikasi-aplikasi di mana kedua tangan sudah sibuk melakukan pekerjaan lain. Contohnya adalah di pabrik industri untuk pengoperasian mesin industri, di mana tangan sudah sibuk untuk menangani benda kerja.
Tang Pengupas Kabel GP-3000
Berikut ini kemasan Sanfix GP3000
Sanfix memproduksi bermacam-macam perkakas untuk elektronika.
Model-model lain dari Sanfix
Pinset Jakemy JM-T11
Pinset ini sangat berguna untuk menangani komponen-komponen elektronika yang berukuran sangat kecil.
Pinset ini terbuat dari bahan konduktif dengan resistansi cukup tinggi. Hal ini membantu mengatasi masalah listrik statis. Listrik statis tidak akan menumpuk pada pinset ini , karena bahannya konduktif. Selain itu, muatan listrik dari badan kita juga tidak akan mengalir dengan mudah, karena pinset ini memiliki resistansi cukup tinggi, sehingga arus pembuangan (discharge) listrik statis relatif kecil.
Perkakas lain untuk percobaan elektronika dapat dilihat di artikel https://elektrologi.iptek.web.id/alat-bantu-perakitan-rangkaian-elektronika/
Display LCD alfanumerik dengan jumlah karakter 20 x 4. Display ini dapat menampilkan 20 karakter mendatar, 4 karakter menurun. Setiap karakter terdiri dari 7×5 piksel. Karakter standar sudah tersedia di dalamnya. Jika ingin menambah karakter khusus juga dapat dilakukan.
LCD ini secara bawaannya memiliki komunikasi paralel. Komunikasi dengan mikroprosesor dapat dilakukan secara paralel namun cara ini memerlukan banyak pin pada mikroprosesor. Saat ini biasanya untuk mengurangi kebutuhan pin, dipakai komunikasi serial I2C dengan bantuan komponen PCF8574
Berikut ini beberapa contoh antar muka LCD 20×4 ke beberapa mikrokontroler
PCF8574 Remote 8-Bit I/O Expander for I2C Bus
Berikut ini diagram blok PCF8574 [sumber]
Berikut ini diagram contoh cara menghubungkan PCF8574 ke mikrokontroler dan intput/output digital.
Salah satu penggunaan umum untuk PCF8574 adalah sebagai antar muka serial untuk LCD 20×4 dan LCD 16×2
Ada banyak cara untuk mengukur ketinggian air dengan mikroprosesor Arduino
Cara pertama adalah dengan menggunakan pengukur jarak ultrasonik. Sensor ini mengukur waktu propagasi sinyal dari pemancar sampai kembali lagi ke penerima. Waktu propagasi sebanding dengan jarak tempuh. Perlu diperhatikan bahwa kecepatan suara di udara terpengaruh oleh temperatur dan kelembaban.
Salah satu sensor ultrasonik yang populer adalah HC-SR04. Sensor ini murah meriah dan sangat populer, namun agak kurang akurat, dan tidak tahan air. Kalau dipakai mengukur air terus-menerus kemungkinan akan kena korosi dari air.
Sensor lain yang lebih baik adalah JSN-SR04T. Sensor ultrasonik ini kedap air, namun bagian elektroniknya harus diletakkan di tempat kering.
Sensor jenis ini memanfaatkan sifat kapasitif untuk mendeteksi adanya air.
Sensor ini mesti dipasang di dinding luar wadah air. Wadahnya harus non logam. Cairan harus konduktif. Prinsip kerjanya jika ada air di dekat sensor, maka akan ada perubahan kapasitansi yang dapat dideteksi oleh rangkaian di dalamnya.
Sensor ini cocok untuk cairan yang sama sekali tidak boleh disentuh , misalnya bahan-bahan asam atau korosif lainnya.
Sensor ini hanya memberi indikasi ada / tidaknya cairan, namun tidak dapat memberikan informasi ketinggian cairan tersebut.
Sumber: https://wiki.dfrobot.com/Non-contact_Liquid_Level_Sensor_XKC-Y25-T12V_SKU__SEN0204
Berikut ini sensor ketinggian air dengan pelampung. Sensor dengan pelampung biasanya hanya memberikan indikasi on-off, tidak memberikan data ketinggian secara detail.
Sensor di atas mengukur ketinggian air dengan batas atas dan batas bawah.
Berikut ini sensor ketinggian air dengan menggunakan magnet.
Pada bagian busa yang bergerak di dalamnya terdapat magnet, sedangkan di bagian yang diam terdapat relay magnetik (reed relay). Dari gerakan pelampung akan menyebabkan relay membuka/ menutup tergantung ketinggian air. Kondisi relay ini dapat dibaca oleh Arduino sebagai ketinggian air.
Berikut ini beberapa sensor yang menggunakan prinsip hidrostatika.
Sensor tekanan air di atas mengukur tekanan air pada pipa 1/4 inch. Outputnya berupa tegangan analog. Tegangan ini dapat dibaca oleh ADC di Arduino untuk kemudian diterjemahkan menjadi ketinggian air.
Sensor di atas mengukur tekanan air. Sensor ini lebih profesional, dilengkapi dengan output dengan protokol current loop 4 ~ 20 mA atau RTU Modbus (RS485).
Dalam proses produksi, kadang-kadang kita perlu mengisi suatu cairan ke wadah dengan volume tertentu. Untuk itu dapat menggunakan mesin otomatis ‘liquid filling machine’ seperti berikut ini:
Prinsip kerja alat tersebut adalah memompa cairan dengan durasi tertentu. Jika pompa menghasilkan tekanan dan aliran yang konsisten, maka volume air yang diisi akan sebanding dengan durasi pompa menyala.
Untuk memastikan volume yang dimasukkan tepat, ada beberapa cara:
Pada percobaan ini untuk memastikan volume yang tepat dipakai durasi pompa. Pertimbangannya:
Berikut ini contoh sistem sederhana untuk mengisi cairan.
Air disediakan di sebuah wadah. Air dipompa dengan pompa air DC 12 volt. Air dari pompa dialirkan ke botol tujuan. Spesifikasi pompa dan selang yang dipakai dapat disesuaikan dengan keadaaan. Pada percobaan ini kebetulan yang tersedia adalah pompa DC 12 volt.
Untuk mengendalikan durasi nyala pompa, dipakai mikroprosesor Arduino. Untuk memulai pengisian, digunakan sebuah tombol (push button). Arduino tidak cukup kuat untuk menyalakan pompa, maka tegangan output dari Arduino dipakai untuk mengendalikan sebuah relay 5 volt. Catu daya untuk pompa diperoleh dari jala-jala listrik 220 volt AC , yang diubah menjadi tegangan 12 volt dengan sebuah power supply switching dengan output 12 volt 5 ampere.
Pompa air DC yang dipakai memerlukan tegangan 12 volt dan arus 3,5 ampere, sehingga power supply yang dipakai juga harus menyesuaikan.
Berikut ini komponen yang dipakai pada percobaan ini.
Berikut ini uraian komponen-komponen utama yang dipakai
Komponen utama adalah pompa air Sakai DC 12 volt , 3,5 ampere. Untuk menyalakan pompa ini diperlukan power supply 12 volt 5 ampere.
Berikutnya adalah relay 5 volt. Arduino tidak dapat langsung memberikan tegangan 12 volt dan 3,5 ampere, sehingga diperlukan bantuan relay. Relay ini dikendalikan oleh tegangan 5 volt dari Arduino, dengan tegangan yang dikendalikan adalah 12 volt untuk pompa. Rating arus juga cukup untuk mengendalikan 3,5 ampere pada pompa air.
Sebagai pengendali adalah Arduino Nano. Pada percobaan ini rangkaian dipasang di breadboard. Proses komputasi pada sistem ini tidak banyak, sehingga prosesor ATmega328 di Arduino Nano sudah cukup.
Sebagai pengganti botol dipakai gelas ukur 500 ml. Volume air yang diisi dapat langsung dilihat di gelas ukur tersebut.
Berikut ini tautan video percobaan pengisian. Suara pompa air cukup keras. Pada sistem ini, pompa air dinyalakan selama 10 detik. Air yang terpompa selama 10 detik adalah sekita 350 ml.
Sistem yang dibuat masih berupa proof of concept saja.
Perbaikan yang masih diperlukan:
Tergantung akinya. Untuk menjawab hal ini, kita perlu tahu parameter CCA (Cold Cranking Amps) dari aki tersebut.
Sebagai contoh , misal kita pakai aki Yuasa YTX7L-BS
Sebagai contoh aki 12 volt 6 Ah adalah Yuasa YTX7L-BS. Aki ini dipilih karena barangnya tersedia di Indonesia, dan datasheet detailnya tersedia di situs Yuasa di United Kingdom (UK).
Berikut data kemampuan aki tersebut, menurut datasheetnya:
Kapasitas untuk 10 jam adalah 6 Ah. Arusnya berarti 6 Ah / 10 jam = 0,6 ampere. Daya = P = V x I = 12 x 0,6 = 7,2 watt. Jadi aki ini dapat memberikan daya 7,2 watt selama 10 jam secara terus menerus, dengan arus 0,6 ampere.
Kapasitas untuk 20 jam adalah 6,3 Ah. Arusnya berarti 6,3 Ah / 20 jam = 0,315 ampere. Daya = P = V x I = 12 x 0,315 = 3,78 watt. Jadi aki ini dapat memberikan arus 0,315 ampere selama 20 jam secara terus menerus.
Di sisi ekstrim maksimum, aki ini memiliki CCA 100 ampere, artinya dapat memberikan arus 100 ampere selama beberapa detik saja.
Perangkat elektronika yang kita buat akan memerlukan kotak untuk pemasangannya. Salah satu kotak yang cukup baik menurut saya adalah Durabox. Kotak ini tersedia dalam berbagai ukuran. Pada artikel ini akan saya tampilkan Durabox berukuran 190 mm x 290 mm x 140 mm. Barang ini secara teknisnya dikenal dengan istilah ‘Enclosure Box’, ‘Electrical Distribution Box’, ‘Junction Box’.
Berikut ini tampak luar box Durabox tersebut.
Penguncinya cukup praktis menggunakan penjepit yang dapat mudah dibuka dengan tangan. Jika ingin lebih permanen, juga ada lubang di tutup yang dapat dikunci atau disekrup.
Berikut ini penampakan dengan tutup dibuka.
Penutup terpasang dengan engsel, jadi pada pemasangan perlu diperhatikan untuk menyediakan ruang bagi pergerakan tutup tersebut. Bisa-bisa penutup terhalang oleh komponen lain ketika instalasi.
Pada bagian dalam sudah ada alas plastik yang dibaut dengan 4 buah sekrup 5mm. Adanya alas plastik ini sangat memudahkan instalasi.
Penutup dilengkapi dengan karet warna putih yang kedap air, sehingga memudahkan kita jika ingin mencapai IP66
Terakhir, penampakan alas plastik yang dapat mudah dilepas dari dalam kotak. Komponen-komponen dapat kita rakit di alas ini, untuk kemudian baru dipasang semuanya ke dalam kotak.
Berikut ini contoh pemasangan cable gland pada box tersebut, agar kabel dapat masuk dan instalasinya tetap kedap air.
Selama ini saya menggunakan ESP32 dari model Lolin32. Sebagai alternatif, saya mencari board ESP32 dengan ukuran mirip dengan Lolin32, supaya dapat dipasang juga di breadboard. Hal ini penting karena saya sering melakukan percobaan di atas breadboard, dan mesti siap-siap juga kalau-kalau Lolin32 tidak ada lagi. Lolin32 mini sudah tidak diproduksi lagi oleh Wemos, sehingga bisa saja suatu hari tidak ada lagi.
Setelah cari sana-sini, kandidat board yang cocok adalah ESP32 DevkitC clone, atau disebut juga di pasaran sebagai NodeMCU ESP32.
Berikut ini tampak atas dari ESP32 DevkitC.
Berikut ini tampak bawah dari ESP32 DevkitC
Berikut ini ESP32 DevkitC di atas breadboard. ESP32 ini tidak terlalu lebar, sehingga cocok untuk percobaan dengan breadboard.
Ukuran board ESP32 ini mirip sekali dengan Lolin32 (Wemos). Berikut ini perbandingan lebar antara DevkitC (kiri) dan Lolin32 Lite (kanan).
Berikut ini perbandingan panjang antara DevkitC (bawah) dan Lolin32 Lite (atas).
Berikut ini daftar pin pada ESP32 DevkitC. Total ada 38 pin yang dikeluarkan dari ESP32, namun ada 8 pin yang sifatnya internal, jadi praktis tidak dapat dipakai untuk aplikasi normal.
sumber: https://esphome.io/devices/nodemcu_esp32.html
Pada waktu memasukkan program dari PC ke board ini, tombol ‘Boot’ harus ditekan. Posisi tombol ‘boot’ dapat dilihat pada gambar berikut.
sumber gambar: https://docs.espressif.com/projects/esp-idf/en/latest/esp32/hw-reference/esp32/get-started-devkitc.html
Tombol ‘EN’ fungsinya adalah untuk reset.
Pada board ESP32 tersebut terdapat sebuah LED yang dapat dikendalikan melalui GPIO2. Berikut ini contoh membuat LED kedip dengan modifikasi software Blink.ino bawaan Arduino. Mesti ditambahkan baris ‘#define LED_BUILTIN 2’ supaya dapat mengakses pin GPIO yang benar.
#define LED_BUILTIN 2
void setup() {
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
}
void loop() {
digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH); // turn the LED on (HIGH is the voltage level)
delay(1000); // wait for a second
digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW); // turn the LED off by making the voltage LOW
delay(1000); // wait for a second
}
Pada board DevkitC yang asli tidak ada LED on board, sedangkan pada board clone ini ada LEDnya. Keberadaan LED ini cukup membantu untuk melakukan percobaan sederhana dan debugging sederhana.
Keuntungan DevkitC ini dibandingkan Lolin32 adalah tersedia tegangan 5 volt, tidak hanya 3 volt. Tegangan 5 volt ini perlu untuk beberapa sensor yang hanya dapat bekerja di tegangan 5 volt.
Sekian
Maxim DS1307 adalah real time clock yang di dalamnya juga terdapat 56 byte RAM. Memori RAM ini dapat dipakai sebagai NVRAM (Non Volatile Read Only Memory).
Berikut ini adalah modul DS1307 yang sudah dilengkapi juga dengan AT24
Berikut ini skema rangkaian modul DS1307 [ref]
HMI dengan touch screen dapat diakses sambil berdiri.
Penempatan HMI tidak boleh terlalu tinggi, tidak boleh terlalu rendah.
Tinggi yang direkomendasikan adalah antara 105 cm ~ 140 cm dari lantai. [ref]
Weintek MT8071iP dan Weinview MT6071iP adalah 2 buah HMI (Human Machiine Interface) yang sangat mirip. Berikut ini dibahas perbandingan visual dari MT8071iP dan MT6071iP yang diperoleh di pasar Indonesia.
Perbedaan utama antara Weintek MT8071iP dan Weinview MT6071iP adalah:
Berikut ini tampak depan dari Weintek MT8071iP dan Weinview MT6071iP.
Tampak depan mirip sekali, hanya beda merek (Weintek vs Weinview).
Berikut ini penampakan bagian belakang.
Menurut manualnya, MT8071iP memerlukan power supply 24 volt DC. Namun di label bagian belakang , disebutkan dapat menggunakan supply 10V ~ 24V, sama seperti MT6071iP. Dari hasil percobaan, MT8071iP dapat menggunakan power supply 12 V DC dengan hasil baik.
Berikut ini perbandingan bagian dalam kedua HMI tersebut.
Dari hasil pengamatan, kedua HMI menggunakan PCB (Printed Circuit Board) yang sama, dengan kode “Weintek LABS. Inc. 3353F_07 V2.1”
Berikut ini perbandingan board dalam 1 gambar. Papan rangkaian sama, perbedaannya hanya pada konektor USB dan konektor Ethernet.
Dari hasil percobaan, kedua HMI mempunyai fungsi yang sama. Harga MT8071iP sedikit lebih mahal daripada MT6071iP.
Berikut ini adalah sensor Load Cell dengan kapasitas 100 kg. Unit ini cocok dipakai sebagai sensor berat pada timbangan digital. Input memerlukan power supply 5 ~ 12 volt DC. Outputnya adalah tegangan differensial dengan tegangan sekitar 2 volt DC.
Load cell ini cocoknya dipasangkan dengan modul amplifier & ADC HX711