Arduino dapat digunakan untuk mengendalikan motor servo. Dalam beberapa contoh, servo dan Arduino menggunakan sumber daya yang sama. Sumber daya di sini bisa berupa batere, bisa juga berupa daya dari konektor USB ke PC. Contoh skema rangkaian dengan sumber daya tunggal dapat dilihat pada gambar berikut:
Dalam prakteknya, sering dijumpai Arduino bermasalah ketika motor servo menggunakan sumber daya yang sama dengan Arduino. Gejalanya yang sering terjadi antara lain tidak dapat melakukan upload program ke Arduino, namun dapat berfungsi normal kalau motor servo dicopot dulu.
Solusinya adalah dengan menggunakan 2 buah sumber daya yang berbeda, satu untuk board Arduino, satu lagi untuk motor servo.
Contoh rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Alasan menggunakan 2 batere:
- Beberapa tipe motor servo ketika bergerak mengambil arus cukup banyak dari batere, sehingga tegangan batere dapat turun dari tegangan normalnya. Jika batere yang sama digunakan untuk Arduino dan motor, maka penurunan tegangan akibat motor servo tersebut dapat mengganggu kerja prosesor, ekstrimnya prosesor akan mengalami reset / hang.
- Beberapa motor servo dapat bekerja lebih kuat jika diberi tegangan agak besar, misal HS311 dapat mempunyai torsi besar jika diberi tegangan 6 volt. Dalam hal ini kita dapat menggunakan batere 5 volt untuk board Arduino, dan batere 6 volt untuk motor servo
Sebagai contoh, berikut ini data torsi dan kecepatan untuk motor servo HS-311 (sumber: http://www.servodatabase.com/servo/hitec/hs-311)
Torque: | 4.8V: 42.0 oz-in (3.02 kg-cm)6.0V: 49.0 oz-in (3.53 kg-cm) | |
Speed: | 4.8V: 0.19 sec/60°6.0V: 0.15 sec/60° |
Kesimpulan dari tabel itu: motor servo HS-311 bekerja lebih cepat dan kuat jika diberi tegangan 6 volt.
Kesimpulan
- Gunakan batere 6 volt jika menggunakan motor servo, agar tidak mengganggu daya ke Arduino dan agar motor servo lebih kuat.