Dari hasil diskusi dengan staff Kominfo, berikut ini beberapa tips menggunakan handy talkie secara legal di Indonesia:
Frekuensi yang dipakai ada 2, di rentang 300 MHz dan di 400 MHz. Frekuensi yang dapat dipakai adalah di 350-380 Mhz atau yang 400 an bisa pakai di 405 – 407 MHz
Perangkat yang dipakai mesti yang sudah lulus sertifikasi, daftar perangkat yang lulus dapat dicek di situs www.postel.go.id
Perangkat yang digunakan khusus untuk Handy Talkie, jangan menggunakan perangkat untuk amatir radio
Pada beberapa rangkaian elektronika, kita memerlukan penurunan tegangan dari 5 volt ke 3.3 volt. Ada 2 skenario yang sering terjadi sebagai berikut:
Power supply / catu daya yang tersedia adalah 5 volt, namun ada komponen yang menggunakan catu daya 3.3 volt, sehingga catu daya 5 volt mesti diubah menjadi 3.3 volt
Suatu komponen digital menghasilkan tegangan output digital dengan tegangan TTL 5 volt, kemudian tegangan ini mesti disambungkan ke komponen lain yang memiliki tegangan input digital maksimal 3.3 volt. Pada keadaan ini jika output 5 volt langsung disambung ke input 3.3 volt akan merusak perangkat 3.3 volt, jadi tegangan 5 volt mesti diubah dulu menjadi 3.3 volt
Jadi ringkasnya ada 2 kasus yang perlu penanganan berbeda:
Catu daya 5 volt diubah menjadi catu daya 3.3 volt
Sinyal digital 5 volt diubah menjadi sinyal digital 3.3 volt
Contoh kasusnya misal kita mau menggunakan ESP32 yang menggunakan tegangan 3,3 volt, namun catu daya hanya ada 5 volt dari USB. Pada kasus ini kita memerlukan konversi output catu daya, dari catu daya dengan tegangan 5 volt menjadi 3,3 volt.
Contoh kasus lain, misal kita mau menghubungkan output dari Arduino Nano dengan prosesor ATmega328, ke input di sebuah prosesor ESP32. Output Arduino Nano adalah 5 volt, sedangkan ESP32 hanya dapat menerima input maksimum 3,3 volt. Untuk kasus ini kita memerlukan perubahan sinyal digital 5 volt menjadi sinyal digital 3,3 volt.
Catu Daya 5 Volt Menjadi 3.3 Volt
Untuk mengubah daya 5 volt menjadi 3.3 volt, ada beberapa cara yang dianjurkan:
Menggunakan regulator seri 3.3 volt
Menggunakan regulator zener 3.3 volt
Menggunakan DC to DC converter 5 volt ke 3.3 volt
Komponen regulator 3.3 volt yang mudah didapat antara lain adalah AMS1117.
Regulator 3.3 volt AMS1117
Jika repot menyolder sendiri komponen SMD ini, ada juga yang menjualnya dalam bentuk modul yang lebih mudah disolder.
Alternatif lain adalah menggunakan transistor sebagai inverter, seperti pada gambar berikut:
Transistor NPN sebagai gerbang logika inverter
Uin adalah input 5 volt TTL, Vout menggunakan tegangan 3.3 volt. Maka tegangan Uout akan bervariasi dari 0 sampai 3.3 volt. Cara ini cukup praktis hanya memerlukan 1 buah transistor BJT / MOSFET, namun perlu diperhatikan bahwa rangkaian ini secara logika adalah inverter, sehingga perlu disesuaikan dengan fungsi rangkaian.
Referensi rangkaian transistor sebagai inverter: https://en.wikipedia.org/wiki/Inverter_(logic_gate)
Cara lain yang lebih tidak konvensional:
Menggunakan op amp dengan penguatan tertentu
Op-Amp dapat digunakan sebagai penguat yang mampu mengubah tegangan 5 volt menjadi 3.3 volt dengan penguatan 0.66 kali. Secara teoritis rangkaian ini dapat dibuat dan dapat berfungsi baik, namun kelemahannya adalah memerlukan op amp yang perlu catu daya positif dan negatif, sehingga cukup repot, serta kecepatan rangkaian op-amp terbatas, lebih lambat dibandingkan komponen digital biasa.
Dalam tulisan ini akan dibandingkan beberapa produk board Arduino yang mudah diperoleh di Indonesia. Arduino UNO ini sangat populer, sehingga banyak perusahaan lain yang membuat cl Daftar lengkap produk Arduino original dapat dilihat di daftar produk Arduino di website Arduino. Sebagai referensi harga saya menggunakan harga di Central Electronic Jaya Plaza dan situs online Deal Extreme
Jika kita memiliki batere yang dapat isi ulang (rechargeable), salah satu masalahnya adalah bagaimana mengisinya. Banyak charger yang dijual , dengan berbagai kualitas dan penggunaan. Ada yang mempunyai algoritma yang benar, dalam arti arus dan tegangan sesuai dengan seharusnya dan kalau batere sudah penuh langsung berhenti. Ada charger yang asal-asalan, tidak ada fitur pembatasan arus yang betul, sehingga ketika batere penuh maka tetap mengisi sehingga batere bisa rusak.
Ada charger yang hanya dapat dipakai untuk 1 tipe saja, misal NiCD, NiMH, LiPo dan sebagainya.
Jika kita punya berbagai macam batere dengan berbagai macam tegangan, salah satu solusi praktis adalah menggunakan charger serbaguna seperti IMAX-B6AC. Charger ini dapat diatur untuk mengisi berbagai macam tipe batere, dan juga dapat disesuaikan dengan jumlah sel yang dipakai.
Misal pada gambar di bawah ini, IMAX B6AC dipakai untuk mengisi aki motor tipe Lead Acid, dengan tegangan 12 volt ( artinya 6 sel seri), dengan arus pengisian maksimum adalah 0.5 ampere.
Sistem operasi FreeRTOS dapat diaplikasikan pada berbagai mikrokontroler. Pada tulisan ini diulas SDK (IDE + compiler) yang dapat dipakai untuk menjalankan FreeRTOS pada Arduino (UNO+Nano), ESP32 dan STM32F103 (Blue Pill)
Apa sih perbedaan utama antara Arduino ORI dan KW? Apakah perbedaannya besar sekali? Pada tulisan ini akan dibahas satu aspek saja, yaitu dari chip USB yang dipakai
Harga
Perbedaan utama tentunya adalah harga. Arduino UNO ori harganya 300 ribuan, sedangkan Arduino UNO KW/clone harganya di bisa bawah 100 ribu. Arduino Nano original harganya di atas 100 ribu, sedangkan yang KW/clone sekitar 30 ribu sampai 40 ribu.
Hardware
Dari sisi hardware, Arduino Nano / UNO ori maupun KW menggunakan prosesor ATMega168 / ATmega328, dengan variasi ada yang menggunakan kemasan DIP, ada yang SMD. Perbedaan ada pada chip USB to Serial untuk Arduino Nano. Arduino Nano ORI menggunakan chip FTDI untuk menyambungkan port serial ke USB, sedangkan Arduino Nano KW/clone seringnya menggunakan chip CH340 untuk menyambungkan port serial ke USB. Arduino Nano KW ada yang menggunakan chip FTDI (FT232), namun harganya biasanya lebih mahal daripada Arduino Nano dengan chip CH340.
CH340 di bagian bawah Arduino Nano
Software
Dari sisi software yang dimasukkan ke dalamnya, tidak ada perbedaan pada Arduino Nano/UNO baik yang KW maupun ORI, keduanya sama-sama menggunakan ATMega168 atau ATMega328, jadi tidak ada perbedaan source code.
Driver di Host
USB pada Arduino perlu driver pada komputer host yang dipakai. Komputer host yang umum dipakai adalah berbasis Windows, OSX dan Linux. Pada tulisan ini hanya dibahas Windows dan OSX, karena yang Linux belum dicoba.
Arduino yang clone seringnya untuk USB serial menggunakan chip USB to serial tipe CH340. Arduino yang original biasanya menggunakan chip FTDI. Driver FTDI di Windows 10 sudah built-in, jadi tinggal pasang saja Arduino tersebut ke USB maka akan langsung dikenali.
Arduino yang KW umumnya menggunakan chip CH340, sedangkan driver CH340 tidak built-in di Windows 10, sehingga driver untuk CH340 mesti download & install dulu, baru kemudian Arduino tersebutdapat dikenali. Agak repot, namun proses ini hanya dilakukan sekali saja, setelah itu tidak perlu dilakukan lagi.
Kasus berbeda pada sistem operasi OSX (Apple). Pada OSX (Apple) sudah ada driver untuk FTDI, sehingga untuk Arduino yang ORI tinggal pasang saja USBnya, maka akan langsung dikenali.
Driver CH340 pada OSX belum ada built in, sehingga perlu install dulu. Selain itu juga driver CH340 secara default tidak bisa diinstall di OSX, karena sertifikatnya tidak diakui. Jadi untuk install driver CH340, pengecekan sertifikat driver harus dinonaktifkan dulu, jadi prosesnya agak ribet.
Kesimpulan : kalau pakai sistem operasi Windows 10, pakai Arduino KW saja, cuma beda install driver CH340 paling juga 10 menitan. Jika pakai OSX dan tidak mau repot, pilih saja Arduino yang menggunakan chip FTDI.
Arduino nano KW di latar depan dengan Arduino Uno ORI di latar belakang
Powerbank bertugas menyimpan energi listrik dalam baterenya, dan kemudian energi listrik ini dapat dipakai untuk mengisi batere pada smartphone atau perangkat lainnya. Tidak semua energi yang tersimpan pada powerbank dapat dipakai, karena sebagian akan terbuang menjadi panas.
Pada tulisan ini diasumsikan powerbank dan smartphone sama-sama menggunakan batere Lithium Ion dengan tegangan kerja 3.7 volt.
Pada powerbank terdapat 2 proses yang melibatkan transfer energi yaitu sebagai berikut:
Pengisian powerbank , pada proses ini batere powerbank diisi, umumnya menggunakan charger USB dengan listrik dari jala-jala listrik. Selain dari jala-jala listrik, bisa juga menggunakan sumber lain misalnya aki mobil, solar cell dan sebagainya. Pada proses ini ada energi yang terbuang menjadi panas, yaitu pada proses perubahan listrik jala-jala ke 5 volt dan perubahan listrik 5 volt menjadi 3.7 volt
Pengisian smartphone, pada proses ini energi pada batere powerbank dipakai untuk mengisi batere pada smartphone. Pada proses ini ada energi yang terbuang, yaitu pada proses perubahan listrik 3.7 volt dari power bank ke 5 volt, dan pada proses perubahan listrik 5 volt dari ke 3.7 volt pada smartphone.
Diagram pengisian batere powerbank adalah sebagai berikut:
Pengisian batere powerbank
Pada proses pengisian batere powerbank dari jala-jala 220 volt, listrik dari jala-jala dengan tegangan 220 volt AC diubah dengan menggunakan USB charger menjadi tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini dikirim dengan kabel USB ke powerbank. Pada powebank, tegangan 5 volt dari kabel USB diubah menjadi 3,7 volt supaya sesuai dengan batere yang dipakai. Pada prakteknya tegangan yang dipakai untuk mengisi tidak tepat 3,7 volt, namun disesuaikan dengan algoritma pengisian batere yang dipakai, karena batere Lithium Ion biasanya memerlukan tegangan dan arus tertentu untuk mengisinya.
Pada proses ini terjadi kehilangan energi pada USB charger dan DC-to DC converter. Pada proses ini terjadi kehilangan energi pada setiap kali konversi, yaitu konversi 220 volt ke 5 volt, dan 5 volt ke 3,7 volt. Untuk mudahnya anggap saja setiap konversi punya efisiensi 90%, jadi total efisiensi adalah 90% x 90% = 81 %
Diagram proses pengisian smartphone adalah sebagai berikut:
Proses pengisian batere smartphone
Pada proses pengisian smartphone, tegangan 3,7 volt dari batere power bank diubah menjadi 5 volt dengan menggunakan DC to DC converter. Tegangan 5 volt ini kemudian dikirim dengan kabel USB ke smartphone. Pada smartphone, tegangan 5 volt ini diubah menjadi 3,7 volt sesuai dengan tegangan batere di dalam smartphone. Rangkaian charger dalam smartphone umummya cukup cerdas, sehingga dapat menyesuaikan tegangan dan arus supaya sesuai dengan kondisi batere yang dipakai., dan dapat otomatis berhenti jika batere sudah penuh.
Pada proses ini terjadi kehilangan energi pada setiap kali konversi, yaitu konversi 3,7 volt ke 5 volt, dan 5 volt ke 3,7 volt. Untuk mudahnya anggap saja setiap konversi punya efisiensi 90%, jadi total efisiensi adalah 90% x 90% = 81 %
Jadi jika misal kita ada powerbank dengan kapasitas 5000 mAh, kita dapat harapkan powerbank ini dapat dipakai untuk mengisi sebesar 5000 x 81% = 4050 mAh, jadi ada energi terbuang 19% yaitu 950 mAh.
Salah satu parameter penting pada sebuah powerbank adalah kapasitasnya, yang dinyatakan dalam satuan mAh. Biasanya justru Power Bank dinamai sesuai dengan kapasitasnya. Contohnya adalah “Mi Power Bank 5000 mAh“
Mi Power Bank 5000 mAh
Apakah arti “5000 mAh” pada nama perangkat itu?
Satuan mAh atau milli ampere hour artinya adalah hasil kali antara arus (mA/milli ampere) dengan jam (hour). Jadi dapat diartikan powerbank itu dapat memberikan arus 5000 mA selama 1 jam, atau 2500 mA selama 2 jam, atau 1000 mA selama 5 jam, dan seterusnya.
Jika dibandingkan dengan kapasitas smartphone yang akan dicharga, angka 5000 mAh ini dapat dipakai untuk menghitung berapa kali powerbank ini dapat dipakai mengisi batere smartphone. Misal jika kapasitas batere smartphone adalah 3000 mAh, maka powerbank ini dapat dipakai mengisi sebanyak 5000 / 3000 = 1,667 x, dengan asumsi efisiensi energi 100%
Dalam kenyataannya akan ada energi hilang, maka perlu ada faktor efisiensi. Misalkan kita pakai efisiensi 90% , maka jumlah pengisian = 5000 / 3000 x 90% = 1,5x
Angka mAh pada powerbank dapat dipakai untuk menghitung jumlah pengisian yang dapat dilakukan, dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Tegangan referensi yang dipakai sama antara powerbank dan smartphone. Jika sama-sama Lithium-ion , maka tegangan referensinya adalah sama-sama 3.7 volt
Efisiensi di powerbank dan smartphone diperhitungkan. DC to DC converter saat ini sudah mempunyai efisiensi cukup tinggi, jadi kita bisa pakai angka efisiensi 80% ~ 90% supaya mudahnya.
Kapasitas batere powerbank dan smartphone biasanya turun dengan berjalannya waktu. Jadi angka yang didapat mungkin tidak tepat 100%.
Model NDY-02-AM Tipe baterai Sel rechargeable Lithium-ion Voltase input DC 5.0V Voltase output DC 5.1V Arus input 2000mA(TYP) Arus output 2100mA(TYP) Kapasitas terpasang 3.75V/5000mAh(TYP) Waktu pengecasan 3,5 jam dengan charger 5V/2A dan kabel standar Ukuran 125 * 69 * 9.9mm Deteksi beban Mendeteksi koneksi dan diskoneksi secara otomatis Keamanan Perlindungan dari voltase berlebih (input maupun output), arus berlebih (input maupun output), korsleting, over-charge, over-discharge, dan Battery Positive Temperature Coefficient. Proteksi dari kehilangan daya Otomatis menyala saat disambungkan Temperatur charging 0℃-45℃ (TYP) Temperatur discharging Awal -20℃~+60℃(TYP) Bobot 156g
Tertulis pada spesifikasi tersebut “Kapasitas terpasang 3.75V/5000mAh (TYP).
3.75V di sini maksudnya adalah tegangan batere internal pada power bank tersebut, yaitu batere Lithium-Ion. Batere lithium ion mempunyai tegangan output antara 3.6 volt sampai 3.85 volt.
5000 mAh adalah kapasitas power bank tersebut. Angka 5000 mAh ini ditulis bersebelahan dengan 3.75V, artinya adalah energi total yang dapat diberikan adalah 3.75 volt x 5000 mAh = 18.75 Wh
TYP artinyal “typical” , kalau diterjemahkan adalah “umumnya”. Artinya kapasitas ini dapat bervariasi.
Satuan mAh supaya dapat menjadi energi maka perlu tambahan volt (tegangan). Salah satu trik penjual powerbank adalah menggunakan tegangan batere (3.7 volt) untuk menghitung mAh, bukan menggunakan tegangan output (5.1 volt). Jika menggunakan 5.1 volt maka akan didapat angka mAh yang kecil dan tidak menarik. Jadi berapa kapasitas powerbank jika menggunakan angka tegangan 5.1 volt?
kapasitas energi powerbank = 3.75 volt x 5000 mAh = 18.75 Wh
kapasitas mAh pada 5.1 volt = 18.75 Wh/ 5.1 volt = 3676 mAh
Pada sistem mikroprosesor seperti Arduino, kadang-kadang diperlukan sensor analog yang jaraknya cukup jauh dari perangkat pengendali, sehingga perlu teknik khusus untuk pengiriman data dari sensor analog tersebut. Pada jarak yang jauh, sinyal analog mudah sekali mengalami gangguan, terutama masuknya sinyal lain (noise) dan redaman dari kabel, sehingga sinyal dari sensor yang sampai ke mikroprosesor sudah tidak sama dengan sinyal aslinya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ada beberapa solusi sebagai berikut:
Menggunakan pengiriman data digital, jadi sinyal dari sensor yang analog, diubah dulu menjadi digital dengan sebuah mikrokontroler, kemudian baru data digital ini dikirim dengan kabel. Supaya lebih kuat, kabel yang panjang dapat menggunakan protokol RS-232 atau RS-485. Sinyal TTL biasa (5 volt maupun 3.3 volt) rentan jika dipakai untuk mengirim data digital jarak jauh. Protokol serial RS-232 dapat dipakai mengirim data sampai puluhan meter, sedangkan protokol serial RS-485 dapat dipakai mengirim data sampai ratusan meter.
Menggunakan Current Loop 4-20 mA
Menggunakan VCO (Voltage Controlled Oscillator). Prinsipnya adalah tegangan diubah ke frekuensi, baru sinyal frekuensi ini yang dikirim.
Menggunakan radio, seperti Wifi, LoraWAN dan sebagainya
Berikut ini contoh sistem pengiriman data sensor jarak jauh menggunakan pengiriman data digital dengan komunikasi serial dan sinyal RS485:
Pengiriman data sensor jarak jauh dengan RS-485
Cara kerja adalah sebagai berikut:
Sensor menghasilkan tegangan analog.
Tegangan analog diubah menjadi digital dengan menggunakan ADC pada mikrokontroler Arduino 1. Perlu diperhatikan juga apakah sinyal dari sensor analog sudah cukup besar untuk dapat dibaca oleh ADC. Jika kurang, maka perlu diperkuat dulu dengan amplifier. Jika frekuensi agak tinggi, mungkin diperlukan juga rangkaian sample & hold sebelum masuk ke ADC.
Data digital dikirim dengan menggunakan protokol serial melalui port serial pada Arduino 1. Level tegangannya adalah TTL sesuai dengan tegangan kerja Arduino 1. Sinyal ini sudah digital, namun belum cukup kuat untuk dikirim pada jarak jauh.
Sinyal serial TTL diubah menjadi RS-485 dengan menggunakan IC konverter TTL – RS-485
Sinyal dalam format RS485 dikirimkan dengan kabel, yang dapat dibuat agak panjang. Supaya sinyalnya bagus, mesti menggunakan kabel twisted pair, misalnya kabel yang digunakan pada kabel ethernet LAN (Local Area Network). Pada kabel LAN ada 4 pasang kabel yang sudah dipuntir (twisted). Pada pengiriman data 1 arah, cukup digunakan 1 pasang saja.
Sinyal RS-485 diubah menjadi TTL dengan IC konverter RS-485 ke TTL.
Sinyal serial dalam level TTL dimasukkan ke dalam port serial pada Arduino 2. Sinyal ini dapat langsung dibaca oleh software di Arduino 2.
Pada contoh rangkaian di atas, kabel RS485 yang dipakai pendek saja , hanya beberapa cm. Menurut spesifikasinya , RS485 dapat dipakai sampai beberapa ratus meter, tergantung kecepatan data yang dipakai. Makin cepat datanya, makin pendek jaraknya.
Satuan dan singkatan yang terkait adalah sebagai berikut:
Wh artinya adalah watt-hour, atau watt jam. W atau watt adalah satuan daya. h / hour maksudnya adalah jam.
‘m’ pada mWh adalah ‘milli’, jadi mWh adalah milli-watt-hour. Sedangkan milli artinya adalah seperseribu.
Kesimpulan : 1 Wh adalah 1000 mWh , karena 1000 x seperseribu = 1
Perlu diperhatikan juga bahwa huruf ‘m’ kecil berbeda dengan huruf ‘M’. ‘m’ artinya milli (seperseribu), sedangkan ‘M’ artinya adalah ‘mega’ atau sejuta.
Huruf singkatan lain yang terkait dengan milli adalah sebagai berikut:
G (giga) = satu milyar
M (mega) = satu juta
k (kilo) = seribu
m (milli) = seperseribu
u (mikro) = sepersejuta
n (nano) = sepersemilyar
Perhatikan ada M (huruf besar) dan m (huruf kecil).
1 MWh = 1000 Wh, sedangkan 1 mWh = 0,001 Wh. Hati-hati tertukar, kalau salah penulisan nilainya sangat berbeda.
Wh (watt hour) adalah satuan energi, pengukurannya menggunakan alat ukur kWh meter seperti pada gambar berikut.
kWh meter biasa, mengukur daya dalam kilowatt-hour
Batere APCRBC124 adalah batere khusus untuk UPS APC Back-UPS Pro 1500. Batere ini berkapasitas 9Ah dengan tegangan keluaran total adalah 24 volt. Batere ini terdiri dari 2 batere yang masing-masing bertegangan 12 volt. Secara teoritis, kapasitas energi batere ini adalah 9 Ah x 24 volt = 216 Ah volt = 216 Wh.
Batere APCRBC124 sisi merah Batere APCRBC124 sisi hijau
Dari hasil pengukuran, batere ini beratnya sekitar 5.6 kg , cukup berat untuk dibawa/dipindahkan. Namun di situs APC batere ini ditunjukkan dapat dipegang dengan 1 tangan saja.
Batere seberat 5.6 kg dipegang dengan 1 tangan
Ukuran batere menurut situs APC adalah 203 mm x 152 mm x 76 mm, sedangkan berdasarkan pengukuran sendiri, ukuran batere adalah 200 mm x 150 mm x 650 mm, jadi ada sedikit perbedaan.
Kepadatan energi pada batere ini adalah energi dibagi volume = 216 Wh / (20 * 15 * 6.5) = 0.1108 Wh/cm3 = 110.8 Wh/liter
Batere APCRBC124 ini berjenis Lead-Acid.
Menurut referensi, batere lead-acid mempunyai energy density 60 ~ 75 Wh/L, jadi batere APCRBC124 ini secara perhitungan mempunyai kepadatan energi lebih tinggi daripada batere lead-acid standar.
FreeRTOS adalah suatu sistem operasi untuk membuat sistem real time berbasis mikroprosesor. Sistem operasi ini cocok untuk sistem-sistem yang kecil dan sederhana. Untuk sistem yang lebih kompleks, diperlukan sistem operasi real-time yang lebih besar seperti eCOS, embedded Linux (or Real Time Linux) ataupun uCLinux.
Berikut ini beberapa mikroprosesor yang cocok untuk menjalankan sistem operasi FreeRTOS.
Prosesor di gambar di atas adalah sebagai berikut:
NXP LPCXpresso LPC1769
Espressif ESP8266
Esperssif ESP32
Arduino Nano (clone)
ST Micro STM32F103C8T dan programmernya ST-LINK-V2
Barang-barang yang ditampilkan di sini adalah prosesor yang ada di laboratorium dan sempat dicoba. Masih banyak lagi prosesor yang dapat menjalankan FreeRTOS yang belum dicoba.
Arduino Nano dapat menjalankan FreeRTOS mengingat porting FreeRTOS untuk Atmel AVR tersedia di situs FreeRTOS. Namun kemampuannya terbatas, mengingat memori di ATMega328 sangat terbatas.
Arduino Nano
Selanjutnya adalah board LPCXPresso dengan prosesor NXP LPC1769. Kemampuan prosesor ini cukup tinggi.
LPCXpresso dengan prosesor NXP LPC1769
STM32F103 kemampuannya menengah saja, tidak terlalu tinggi, namun kelebihan utama dari prosesor ini adalah tersedia dengan harga murah dari berbagai vendor. Artikel tentang modul ini banyak di Internet sehingga lumayan memudahkan bagi pemula.
Modul STM32F103C8T “Blue Pill”
STM32F103 dapat diisi proram dengan berbagai cara, namun yang paling mudah adalah menggunakan modul ST-LINK-V2 berikut ini.
ST-LINK-V2 untuk upload program ke STM32
Daya tarik utama dari ST-LINK-V2 adalah harganya yang murah, karena banyak versi clone / KW-nya.
Berikutnya adalah prosesor ESP8266 dan ESP32 dari Espressif. Porting FreeRTOS untuk prosesor ini banyak tersedia.
ESP8266Modul ESP32 LOLIN32
Berikut ini tabel perbandingan kekuatan dari prosesor yang dipakai, dilihat dari clock, flash memory dan static RAM.
Model
Clock
Flash Memory
Static RAM
ATMega328
16 MHz
32 kB
2 kB
STM32F103C8T
72 MHz
64 kB
20 kB
LPC1769
100 MHz
512 kB
64 kB
ESP32
240 MHz
external (typical 4 MB)
520 kB
ESP8266
160 MHz
external
80 kB
Perbandingan clock kurang lebih mewakili kecepatan, walaupun sebenarnya
perbandingan kecepatan tidak dapat hanya dibandingkan dari clock saja,
namun juga mesti melihat arsitektur masing-masing mikroprosesor.
Referensi ports dan demo untuk FreeRTOS adalah sebagai berikut:
Artikel ini berisi percobaan menggunakan perangkat ST-LINK V2 untuk menyambungkan STM32F103CBT6 ke komputer pengembangan.
Interkoneksi antara ST-LINK dengan STM32 menggunakan 3 buah kabel sebagai berikut.
ST-LINK SWCLK <->Blue Pill DCLK (SWCLK)
ST-LINK SWDIO <-> Blue Pill DIO (SWDIO)
ST-LINK GND <-> Blue Pill GND
Berikut daftar pin pada STM32F103. Pin-pin untuk sambungan ke ST-LINK sudah dikumpulkan terpisah di bagian bawah sehingga cukup memudahkan.
STM32F103 Pinout Diagram
Daftar pin pada ST-LINK V2 sudah tertulis pada casingnya, jadi cukup mudah untuk mengikutinya.
ST-LINK V2 dapat dikendalikan dari komputer dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunaan software ST-LINK Utility dari ST Micro. Software ST-LINK Utility dapat diunduh di https://www.st.com/en/development-tools/stsw-link004.html . URLnya ada di bagian paling bawah, dengan subjudul ‘GET SOFTWARE’
Untuk mendapatkan software itu, mesti login ke situs ST.COM atau cukup dengan mengisi nama dan email. URL untuk pengunduhan akan dikirim ke email tersebut.
Setelah dijalankan, maka softwer STM-32 ST-LINK Utility secara otomatis akan berusaha mendeteksi adanya programmer ST-LINK . Kondisi sambungan dapat dicek pada menu “Target” -> “Settings”. Berikut ini tampilan “Settings” jika belum berhasil mendeteksi ST-LINK. Pada ‘Serial Number’ akan muncul pesan ‘No ST-LINK detected!’
ST-LINK tidak terdeteksi
Jika sudah berhasil mendeteksi ST-LINK maka akan muncul keterangan pada bagian ‘Serial Number’
ST-LINK terdeteksi
Jika STM32F103 Blue Pill tidak langsung terdeteksi, maka perlu klik pada button ‘Refresh’.
Jika STM32F103 Blue Pill masih tidak terdeteksi, maka “Mode” diubah ke ke “Connect Under Reset”, kemudian klik pada “Refresh” berbarengan dengan mereset board Blue Pill. Jika waktunya tepat, maka sambungan akan terjadi.
Jika sambungan berhasil, maka akan muncul tipe STM32 target yang dipakai pada bagian “STM32 Target Information”
Sambungan antar ST-LINK dengan STM32 berhasil
Setelah tersambung seperti ini, maka dapat dilanjutkan untuk melakukan proses upload ataupun download software firmware STM32.
Referensi
Skema BLue Pill https://wiki.stm32duino.com/index.php?title=File:Bluepillpinout.gif
Penjelasan teknis Blue Pill https://wiki.stm32duino.com/index.php?title=Blue_Pill
Mesin pendingin (chiller, kulkas, refrigerator) memerlukan alat pengatur agar temperatur di dalamnya sesuai dengan yang kita inginkan. Jika alat pengaturnya rusak, tentunya mesti mencari penggantinya. Pada artikel ini dibahas beberapa alternatif modul pengatur temperatur yang dapat dipakai untuk chiller.
Lemari pendingin atau display cooler / showcase cooler
Berikut ini beberapa modul pengendali temperatur yang tersedia di pasaran online di Indonesia:
STC-1000, harga Rp 135+ ribu
STC-8080, harga Rp 300+ ribu
STC-9200, harga Rp 450+ ribu
DEI-104F, harga Rp 350 ~ 450 ribu
DEI-185E, harga Rp 1,250 juta
STC-1000
Fitur dari STC-100 adalah sebagai berikut:
Mengatur pemanasan
Mengatur pendinginan
Compressor delay
Tidak ada fitur defrost
STC-1000 harganya lumayan murah, mampu mengendalikan pendinginan dan pemanasan. Kelemahannya adalah tidak ada fitur defrost untuk pendinginan.
Fitur pemanasan tidak diperlukan jika STC-1000 dioperasikan untuk chiller/refrigerator, namun diperlukan jika STC-1000 dipakai misalnya sebagai pengendali temperatur pada alat penetas telur.
STC-8080A+
Fitur dari STC-8080A+ adalah sebagai berikut
STC-8080A
Pendinginan: dapat mengendalikan kompresor untuk pendingin, serta fitur ‘compressor delay’ untuk jeda waktu minimal antara kompressor mati sampai kompresor hidup lagi. Waktu ‘compressor delay’ dipatok di 3 menit. Compressor delay dapat diatur di model STC-8080H
Defrost: menghilangkan gumpalan es di sirip pendingin. Output relay untuk defrosting tersedia.
STC-9200
Fitur dari STC-9200 adalah sebagai berikut
Pendinginan: dapat mengendalikan kompresor untuk pendingin, serta fitur ‘compressor delay’ untuk jeda waktu minimal antara kompressor mati sampai kompresor hidup lagi. Waktu ‘compressor delay’ dapat diatur
Defrost: menghilangkan gumpalan es di sirip pendingin. Output relay untuk defrosting juga disediakan.
Fan: mengatur sirkulasi udara di dalam lemari pendingin
DEI-104F
DEI-104FDEI-104F
Fitur
Pendinginan: dapat mengendalikan kompresor untuk pendingin, serta fitur ‘compressor delay’ untuk jeda waktu minimal antara kompressor mati sampai kompresor hidup lagi. Waktu ‘compressor delay’ dapat diatur antara 0 sampai 30 menit
Defrost: menghilangkan gumpalan es di sirip pendingin. Output relay untuk defrosting tidak ada. Periode defrost dapat diatur 0 sampai 99 jam.