Sensor PIR (Passive Infra Red) hanya bereaksi pada tubuh manusia saja karena sensor tersebut dilengkapi filter radiasi yang dapat mendeteksi radiasi infra merah dari tubuh manusia.
Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing memiliki temperatur antara 38,3 sampai dengan 39,2 derajat Celcius, sehingga dapat juga dideteksi oleh sensor PIR yang sama.
Jadi sebenarnya sensor PIR dapat mendeteksi tubuh manusia dan hewan yang memiliki temperatur di sekitar 37 derajat Celcius
Penjelasan
Setiap benda memancarkan radiasi tergantung temperaturnya. Manusia normal memiliki suhu tubuh normal sekitar 37 derajat Celcius. Panas dari tubuh manusia ini memancarkan radiasi infra merah dengan panjang gelombang tertentu. Manusia memancarkan radiasi inframerah dengan panjang gelombang antara 3 sampai 50 mikron.
Pada modul HC-SR501, modul LHI778 ini ditambah dengan lensa Fresnel plastik untuk memperbaiki arah deteksi dan rangkaian elektronik untuk memperkuat sinyal dari sensor tersebut. Output dari modul ini dapat langsung dihubungkan ke mikrokontroler seperti Arduino.
Kesimpulan
Jadi sensor PIR dapat mendeteksi manusia karena tubuh manusia dengan temperatur 37 derajat Celcius memancarkan radiasi infra merah di sekitar 9,5 mikron yang dapat dideteksi dengan sensor dengan filter khusus. Sensor ini dapat membedakan tubuh manusia dengan benda lain yang memiliki temperatur berbeda. Sensor ini tidak dapat membedakan tubuh manusia dengan benda lain yang memiliki temperatur sama.
Berikut ini hasil pengukuran output analog dari DAC dengan osiloskop
Pengukuran V2
Pada pengukuran ini menggunakan fungsi dac_output_enable() dan dac_output_voltage(). Pada fungsi dacWrite, fungsi dac_output_enable() selalu dipanggil sehingga cukup menghabiskan waktu.
alternatif motor driver https://www.micros.com.pl/mediaserver/UITA6586_0001.pdf https://www.micros.com.pl/mediaserver/UITA6586_0001.pdf Motor Driver RZ7889 http://www.rz-mic.com/uploadfile/fj/2011122615211.pdf
Saya mau kontrol variabel dari tegangan negatif (-10) hingga (+10) DC menggunakan mikrokontroler (0 ~ 3,3 VDC). Rangkaian apa yang saya butuhkan?
Jawaban:
Untuk membangkitkan tegangan analog anda bisa pakai DAC (Digital to Analog Converter). Ada mikrokontroler yang sudah ada DACnya, misal ESP32. Kalau belum ada, bisa pakai DAC tambahan seperti MCP4725 . Jadi di sini kita sudah dapat tegangan analog 0 ~ 3,3 volt. Kemudian tegangan ini dikurangi dengan 1,65 volt dengan rangkaian penjumlah op-amp dan sumber tegangan -1,65 volt. Di sini kita dapat tegangan analog -1,65 V ~ 1,65V. Tegangan ini kemudian dikalikan dengan op-amp non inverting supaya menghasilkan rentang -10V ~ +10V.
3500 VA artinya 3500 volt-ampere, yang mengindikasikan ukuran daya aparent (volt-ampere) dari perangkat atau sistem. Volt-ampere (VA) adalah hasil kali dari tegangan (volt) dan arus (ampere) yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik.
Namun, penting untuk memahami bahwa daya tampak (VA) tidak sama dengan daya aktif (watt) yang sebenarnya digunakan oleh perangkat atau sistem. Faktor daya (power factor) digunakan untuk menggambarkan perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya aparent (VA). Faktor daya dapat berkisar antara 0 hingga 1.
Jika kita asumsikan faktor daya adalah 1 (cos φ = 1), maka 3500 VA juga setara dengan 3500 watt (W), artinya perangkat atau sistem menggunakan atau menghasilkan daya sebesar 3500 watt. Namun, jika faktor daya lebih rendah dari 1, daya yang sebenarnya akan lebih rendah dari 3500 watt.
Jadi, 3500 VA berarti ukuran daya aparent (volt-ampere) dari perangkat atau sistem, tetapi untuk mengetahui daya aktif (watt) yang sebenarnya, Anda perlu mengetahui berapa sebenarnya faktor daya yang berlaku pada sistem anda.
Rumah dengan kapasitas daya 3500 VA biasanya menggunakan MCB (mini circuit breaker) dengan batas arus 16 ampere. Jadi sebenarnya dayanya adalah 2200 x 16 = 3520 VA, namun untuk mudahnya dibulatkan ke 3500 VA.
Untuk mengkonversi volt-ampere (VA) menjadi watt (W), Anda perlu mengetahui faktor daya (power factor) dari perangkat atau sistem yang sedang Anda ukur. Faktor daya menggambarkan sejauh mana daya yang disalurkan oleh perangkat berkontribusi pada melakukan kerja yang berguna.
Faktor daya dapat bernilai 0 (minimum) sampai 1 (maksimum)
Jika di rumah/pabrik banyak menggunakan motor AC, maka faktor daya dapat turun sampai ke 0,7
Jika di rumah/pabrik banyak menggunakan komputer, biasanya faktor daya di sekitar 0,9
Angka 7700 VA ini biasanya hasil kali dari 220 volt x 35 ampere, artinya rumah dengan listrik 1 fasa dan MCB (mini circuit breaker) berkapasitas 35 ampere.
Namun, jika asumsi kita adalah faktor daya 1 (cos φ = 1), maka 7700 VA juga setara dengan 7700 watt (W). Ini berarti daya yang dikonsumsi atau dihasilkan oleh perangkat atau sistem adalah 7700 watt. Namun, jika faktor daya kurang dari 1, daya sebenarnya akan lebih rendah daripada VA tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa faktor daya pada umumnya berbeda untuk berbagai perangkat dan sistem.
Induktor adalah suatu komponen elektronik yang terdiri dari kumparan kawat atau kabel yang dililitkan pada suatu inti, biasanya terbuat dari bahan ferromagnetik atau bahan non-magnetik. Induktor sering juga disebut sebagai koil.
Secara bahasa, istilah induktor menurut KBBI adalah “peranti listrik berbentuk kumparan yang digunakan pada rangkaian listrik”
Induktor dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk medan magnetik yang terbentuk ketika arus listrik mengalir melalui kumparan. Ketika arus listrik berubah atau dihentikan, medan magnetik akan memberikan arus listrik balik atau back EMF (Electromotive Force) yang berusaha mempertahankan besarnya arus agar konstan.
Contoh induktor kecil
Bahan inti induktor dapat dibuat dari berbagai bahan misalnya:
Induktor kumparan udara: induktor ini terdiri dari kawat yang dililitkan pada inti udara tanpa adanya inti magnetik tambahan.
Induktor kumparan ferromagnetik: induktor ini memiliki inti yang terbuat dari bahan ferromagnetik seperti besi, nikel, atau kobalt.
Induktor kumparan non-magnetik: induktor ini memiliki inti yang terbuat dari bahan non-magnetik seperti plastik, keramik, atau kaca.
Berikut ini contoh induktor dengan inti udara
Induktor dengan inti udara
Bentuk induktor ada bermacam-macam, misalnya:
Induktor Silinder.
Induktor Toroid
Induktor Berbentuk Silinder
Induktor silinder adalah jenis induktor yang memiliki bentuk silinder atau tabung. Induktor ini biasanya terdiri dari inti silinder yang terbuat dari bahan feromagnetik seperti besi atau ferit, dan lilitan kawat tembaga yang dililitkan secara rapat di sekitar inti.
Induktor silinder biasanya digunakan untuk aplikasi frekuensi rendah hingga menengah, seperti pada regulator daya, filter, dan pengkondisi sinyal. Keuntungan dari penggunaan induktor silinder adalah dapat menampung arus listrik yang cukup besar, dan karena bentuk silindernya, maka induktor ini dapat meminimalkan kebocoran medan magnetiknya.
Namun, kekurangan dari induktor silinder adalah memiliki induktansi yang rendah dibandingkan dengan bentuk inti lainnya, seperti bentuk toroid. Selain itu, induktor silinder juga kurang efektif dalam menahan interferensi elektromagnetik jika dibandingkan dengan induktor dengan bentuk inti khusus yang dirancang untuk menangani interferensi tersebut.
Secara keseluruhan, induktor silinder cocok untuk digunakan pada aplikasi frekuensi rendah hingga menengah yang membutuhkan induktor dengan bentuk yang kompak dan mampu menampung arus listrik yang cukup besar.
Induktor Berbentuk Toroid
Induktor toroid adalah jenis induktor yang memiliki bentuk donut atau cincin. Induktor ini terdiri dari inti toroid yang terbuat dari bahan ferit atau besi, dan lilitan kawat tembaga yang dililitkan rapat di sekitar inti.
Keuntungan dari induktor toroid adalah bentuknya yang dapat meminimalkan kebocoran medan magnetik dan interferensi elektromagnetik. Hal ini disebabkan oleh sifat geometris inti toroid yang memungkinkan medan magnetik yang dihasilkan oleh lilitan kawat dapat ditekan ke dalam inti dan tidak tersebar ke lingkungan sekitarnya.
Selain itu, induktor toroid juga memiliki induktansi yang relatif tinggi dibandingkan dengan bentuk inti lainnya dengan ukuran yang sama. Induktor toroid biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi tinggi seperti pada rangkaian RF (Radio Frequency), pemrosesan sinyal, filter, dan dalam sirkuit daya.
Namun, kekurangan dari induktor toroid adalah sulit untuk dililitkan secara manual karena bentuknya yang khusus, sehingga seringkali dibutuhkan mesin khusus untuk melilitkannya. Selain itu, induktor toroid juga cenderung lebih mahal dibandingkan dengan bentuk inti lainnya.
Induktor sering digunakan dalam rangkaian elektronik untuk memfilter sinyal, atau menghasilkan osilasi. Misalnya, induktor dapat digunakan dalam rangkaian daya switching, regulator tegangan, sirkuit filter, dan banyak lagi aplikasi lainnya.
Fiting lampu adalah tempat memasang bola lampu listrik yang menghubungkan kabel listrik dengan lampu. Istilah ini juga dipakai untuk alat pembagi aliran listrik tiga arah atau lebih dari satu titik lampu.
Fiting lampu
Fiting lampu atau yang sering disebut sebagai soket lampu, adalah komponen elektronik yang digunakan untuk menghubungkan lampu dengan sumber daya listrik. Fitting lampu dirancang untuk memastikan lampu terpasang dengan aman dan mudah diganti jika rusak atau ingin diganti dengan jenis lampu yang berbeda.
Fitting lampu biasanya terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas yang terhubung dengan kabel listrik dan bagian bawah yang terhubung dengan lampu. Setiap jenis lampu memiliki fitting yang berbeda-beda, dan untuk memasang lampu yang tepat, Anda harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis lampu tersebut.
Beberapa jenis fitting lampu yang umum digunakan di antaranya Edison screw (E27/E14), bayonet (B22), GU10, dan wedge. Masing-masing jenis fitting ini memiliki desain dan ukuran yang berbeda-beda, sehingga Anda harus memilih fitting yang cocok dengan jenis lampu yang akan dipasang. Selain itu, ada juga fitting lampu yang dirancang khusus untuk lampu neon, lampu fluoro, dan lampu LED.
Fitting lampu juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan listrik di rumah atau bangunan Anda. Jika fitting lampu rusak atau tidak dipasang dengan benar, dapat menyebabkan kebocoran listrik, korsleting atau bahkan kebakaran. Oleh karena itu, penting untuk memilih fitting lampu yang berkualitas baik dan memastikan bahwa pasangannya benar-benar terpasang dengan kuat dan aman.
Jenis Fiting Lampu
Berikut ini beberapa macam jenis fiting lampu
Edison Screw (E10s ,E11s ,E12s ,E14s ,E17s ,E26s ,E26d ,E27s ,E39s ,E39d ,E40s) – jenis fitting yang umum digunakan pada lampu pijar atau lampu CFL.
Bi Pin (G4/G5.3/G9/GU5.3) – jenis fitting yang digunakan untuk lampu halogen atau LED dengan desain pin.
Fitting bayonet (B22) – jenis fitting yang umum digunakan pada lampu pijar atau lampu CFL.
Motor arus searah (DC) adalah jenis motor listrik yang mengubah energi listrik searah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Motor jenis ini umumnya menggunakan medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir melalui kumparan untuk menggerakkan bagian motor yang berputar. Hampir semua jenis motor DC memiliki mekanisme di dalamnya untuk secara periodik mengubah arah aliran listrik di sebagian motor. Mekanisme pengubahan ini dapat menggunakan teknik elektromekanik ataupun elektronik.
Motor DC adalah jenis motor listrik pertama yang banyak digunakan karena dapat pada awal adanya motor, listrik yang ada adalah dipasok oleh sistem distribusi tenaga listrik arus searah.
Kecepatan motor DC dapat dikontrol dalam rentang yang cukup luas. Pengendalian kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah tegangan catu daya, ataupun dengan mengubah kekuatan arus pada gulungan medan.
Motor DC kecil sering digunakan pada peralatan seperti alat-alat, mainan, dan peralatan rumah tangga. Motor DC yang lebih besar saat ini digunakan dalam penggerak kendaraan listrik, lift dan alat angkat, serta dalam penggerak pabrik penggilingan baja.
Motor DC populer dipakai jika sumber listrik yang tersedia adalah DC. Kemajuan teknologi elektronika daya memungkinkan untuk menghasilkan arus AC dari arus DC dengan mudah. Hal ini menjadikan motor DC mulai dapat digantikan dengan motor arus bolak-balik (AC).
Bagaimana cara kerja motor Arus Searah?
Cara kerja motor arus searah
Cara kerja motor listrik arus searah dengan rotor dua kutub (angker) dan stator magnet permanen.“N” (North = Utara) dan “S” (South = Selatan) menunjukkan polaritas pada permukaan sumbu bagian dalam magnet;permukaan luar memiliki polaritas yang berlawanan.Tanda + dan – menunjukkan di mana arus DC diterapkan ke komutator yang menyuplai arus ke kumparan jangkar. Arus listrik masuk ke rotor melalui sikat (brush). Sikat berputar bersamaan dengan rotor. Setiap 180 derajat, terjadi pergantian kutub pada rotor sehingga rotor dapat tetap berputar.
Apa saja jenis-jenis motor Arus Searah?
Motor arus searah dengan sikat. Pada motor jenis ini, pembalikan polaritas dilakukan secara elektromekanik menggunakan sikat yang terhubung ke cincin belah pada rotor.
Motor arus searah tanpa sikat / BLDC (Brushless Direct Current). Pada motor jenis ini, pembalikan polaritas dilakukan secara elektronik menggunakan sakelar semikonduktor seperti transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) ataupun MOSFET (Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor).
Berikut ini contoh motor BLDC pada floppy drive komputer
Motor floppy drive
Bagaimana cara mengendalikan motor Arus Searah dari mikrokontroler?
Motor dapat dikendalikan secara hanya on-off ataupun secara proporsional. Kendali on-off artinya motor hanya diatur untuk menyala dengan kecepatan penuh atau mati sama sekali. Kendali proporsional artinya kecepatan motor dapat diatur dari 0% sampai 100%.
Kendali on-off dapat dilakukan menggunakan relay ataupun transistor.
Kendali proporsional dapat menggunakan penguat analog yang menghasilkan tegangan / arus tertentu, atau pengendali digital dengan modulasi lebar pulsa (PWM = Pulse Width Modulation)
Berikut ini contoh rangkaian elektronik pengendali motor dengan konfigurasi “Jembatan-H” atau “H-Bridge”. Rangkaian ini dapat mengatur kecepatan dan arah gerakan motor arus searah.
Karena dibutuhkan energi untuk memaksa elektron mengalir melawan oposisi dari suatu resistansi, akan ada tegangan yang terwujud (atau “jatuh”) di antara titik mana pun dalam rangkaian dengan resistansi di antaranya.Penting untuk dicatat bahwa meskipun jumlah arus (kuantitas elektron yang bergerak melewati titik tertentu setiap detik) seragam dalam rangkaian sederhana, jumlah tegangan (energi potensial per satuan muatan) antara set titik yang berbeda dalam satu rangkaian tunggal.sirkuit dapat sangat bervariasi:
Ambil sirkuit ini sebagai contoh.Jika empat titik pada rangkaian ini kita beri label dengan angka 1, 2, 3, dan 4, kita akan menemukan bahwa jumlah arus yang dialirkan melalui kawat antara titik 1 dan 2 sama persis dengan jumlah arus yang dialirkan melalui lampu.(antara poin 2 dan 3).Kuantitas arus yang sama ini melewati kabel antara titik 3 dan 4, dan melalui baterai (antara titik 1 dan 4).Namun, kami akan menemukan bahwa tegangan yang muncul di antara dua titik ini berbanding lurus dengan resistansi dalam jalur konduktif antara dua titik tersebut, mengingat bahwa jumlah arus di sepanjang bagian mana pun dari jalur rangkaian adalah sama (yang, untukrangkaian sederhana ini).Dalam rangkaian lampu normal, resistansi lampu akan jauh lebih besar daripada resistansi kabel penghubung, jadi kita akan melihat sejumlah besar tegangan antara titik 2 dan 3, dengan sangat sedikit antara titik 1 dan 2, atauantara 3 dan 4. Tegangan antara titik 1 dan 4, tentu saja, akan menjadi jumlah penuh “gaya” yang ditawarkan oleh baterai, yang hanya sedikit lebih besar dari tegangan pada lampu (antara titik 2 dan 3).Ini, sekali lagi, analog dengan sistem reservoir air:
Antara titik 2 dan 3, di mana air yang jatuh melepaskan energi pada kincir air, terdapat perbedaan tekanan antara kedua titik, yang mencerminkan perlawanan terhadap aliran air melalui kincir air.Dari titik 1 ke titik 2, atau dari titik 3 ke titik 4, di mana air mengalir bebas melalui reservoir dengan sedikit hambatan, ada sedikit atau tidak ada perbedaan tekanan (tidak ada energi potensial).Namun, laju aliran air dalam sistem kontinu ini sama di mana-mana (dengan asumsi ketinggian air di kolam dan waduk tidak berubah): melalui pompa, melalui kincir air, dan melalui semua pipa.Begitu pula dengan rangkaian listrik sederhana: laju aliran elektron sama di setiap titik dalam rangkaian, meskipun voltase mungkin berbeda di antara rangkaian titik yang berbeda.
Biasanya, rangkaian listrik dibuat sedemikian rupa untuk memanfaatkan secara praktis energi yang dilepaskan itu, dengan cara yang seaman mungkin.Salah satu penggunaan arus listrik yang praktis dan populer adalah untuk pengoperasian penerangan listrik.Bentuk paling sederhana dari lampu listrik adalah filamen logam kecil di dalam bola kaca bening, yang bersinar putih-panas (“berpijar”) dengan energi panas ketika arus listrik yang cukup melewatinya.Seperti baterai, ia memiliki dua titik koneksi konduktif, satu untuk elektron masuk dan yang lainnya untuk elektron keluar.Terhubung ke sumber tegangan, rangkaian lampu listrik terlihat seperti ini:
Saat elektron bekerja melalui filamen logam tipis lampu, mereka menghadapi lebih banyak perlawanan terhadap gerakan daripada biasanya pada sepotong kawat tebal.Perlawanan terhadap arus listrik ini tergantung pada jenis bahan, luas penampang, dan temperaturnya.Ini secara teknis dikenal sebagai resistensi.(Dapat dikatakan bahwa konduktor memiliki resistansi rendah dan isolator memiliki resistansi yang sangat tinggi.) Resistansi ini berfungsi untuk membatasi jumlah arus yang melalui rangkaian dengan jumlah tegangan tertentu yang disuplai oleh baterai, dibandingkan dengan “korsleting” di manakami tidak memiliki apa-apa selain kabel yang menghubungkan salah satu ujung sumber tegangan (baterai) ke ujung lainnya.Ketika elektron bergerak melawan oposisi resistensi, “gesekan” dihasilkan.Sama seperti gesekan mekanis, gesekan yang dihasilkan oleh elektron yang mengalir melawan hambatan memanifestasikan dirinya dalam bentuk panas.Resistensi terkonsentrasi dari filamen lampu menghasilkan sejumlah besar energi panas yang hilang pada filamen itu.Energi panas ini cukup untuk menyebabkan filamen bersinar putih-panas, menghasilkan cahaya, sedangkan kabel yang menghubungkan lampu ke baterai (yang memiliki resistansi jauh lebih rendah) bahkan hampir tidak menjadi hangat saat mengalirkan arus dalam jumlah yang sama.Seperti dalam kasus hubung singkat, jika kontinuitas rangkaian terputus di titik mana pun, aliran elektron berhenti di seluruh rangkaian.Dengan lampu terpasang, ini berarti lampu akan berhenti menyala:
Seperti sebelumnya, tanpa aliran elektron, seluruh potensi (tegangan) baterai tersedia di seberang jeda, menunggu kesempatan koneksi untuk menjembatani jeda itu dan mengizinkan aliran elektron lagi.Kondisi ini dikenal sebagai rangkaian terbuka, di mana putusnya kontinuitas rangkaian mencegah arus masuk ke seluruh rangkaian.Yang diperlukan hanyalah satu jeda dalam kontinuitas untuk “membuka” sirkuit.Setelah ada pemutusan yang dihubungkan sekali lagi dan kontinuitas sirkuit dibangun kembali, itu dikenal sebagai sirkuit tertutup.Apa yang kita lihat di sini adalah dasar untuk menyalakan dan mematikan lampu dengan sakelar jarak jauh.Karena setiap pemutusan pada kontinuitas rangkaian mengakibatkan penghentian arus di seluruh rangkaian, kita dapat menggunakan perangkat yang dirancang untuk secara sengaja memutuskan kontinuitas tersebut (disebut sakelar), yang dipasang di lokasi yang nyaman di mana kita dapat menjalankan kabel, untuk mengontrol aliran arus.elektron dalam rangkaian:
Beginilah cara saklar yang dipasang di dinding rumah dapat mengontrol lampu yang dipasang di lorong panjang, atau bahkan di ruangan lain, jauh dari saklar. Sakelar itu sendiri terbuat dari sepasang kontak konduktif (biasanya terbuat dari beberapa jenis logam) yang disatukan oleh aktuator tuas mekanis atau tombol tekan. Ketika kontak bersentuhan satu sama lain, elektron dapat mengalir dari satu ke yang lain dan kontinuitas sirkuit terbentuk; ketika kontak dipisahkan, aliran elektron dari satu ke yang lain dicegah oleh isolasi udara di antaranya, dan kontinuitas sirkuit terputus. Mungkin jenis sakelar terbaik untuk ditampilkan sebagai ilustrasi prinsip dasar adalah sakelar “pisau”:
Sakelar pisau
Sakelar pisau tidak lebih dari tuas konduktif, bebas berputar pada engsel, bersentuhan fisik dengan satu atau lebih titik kontak stasioner yang juga konduktif.Sakelar yang ditunjukkan pada ilustrasi di atas dibangun di atas dasar porselen (bahan isolasi yang sangat baik), menggunakan tembaga (konduktor yang sangat baik) untuk “bilah” dan titik kontak.Pegangannya terbuat dari plastik untuk melindungi tangan operator dari bilah konduktif sakelar saat membuka atau menutupnya.Ini adalah jenis sakelar pisau lainnya, dengan dua kontak stasioner, bukan satu:
Sakelar pisau khusus yang ditampilkan di sini memiliki satu “bilah” tetapi dua kontak stasioner, yang berarti dapat membuat atau memutuskan lebih dari satu sirkuit.Untuk saat ini hal ini tidak terlalu penting untuk diperhatikan, hanya konsep dasar tentang apa itu saklar dan cara kerjanya.Sakelar pisau bagus untuk mengilustrasikan prinsip dasar cara kerja sakelar, tetapi sakelar ini menghadirkan masalah keamanan yang berbeda saat digunakan di sirkuit listrik berdaya tinggi.Konduktor yang terbuka di sakelar pisau membuat kontak yang tidak disengaja dengan sirkuit menjadi kemungkinan yang berbeda, dan setiap percikan api yang mungkin terjadi antara bilah yang bergerak dan kontak stasioner bebas untuk menyalakan bahan yang mudah terbakar di dekatnya.Sebagian besar desain sakelar modern memiliki konduktor bergerak dan titik kontak yang disegel di dalam wadah isolasi untuk mengurangi bahaya ini.Sebuah foto dari beberapa jenis sakelar modern menunjukkan bagaimana mekanisme sakelar jauh lebih tersembunyi dibandingkan dengan desain pisau:
Sesuai dengan terminologi sirkuit “terbuka” dan “tertutup”, sakelar yang melakukan kontak dari satu terminal koneksi ke terminal lainnya (contoh: sakelar pisau dengan bilah menyentuh sepenuhnya titik kontak stasioner) memberikan kontinuitas bagi elektron untuk mengalir.melalui, dan disebut saklar tertutup.Sebaliknya, sakelar yang memutus kontinuitas (contoh: sakelar pisau dengan bilah yang tidak menyentuh titik kontak stasioner) tidak akan membiarkan elektron melewatinya dan disebut sakelar terbuka.Terminologi ini sering membingungkan mahasiswa baru elektronik, karena kata “terbuka” dan “tertutup” umumnya dipahami dalam konteks pintu, di mana “terbuka” disamakan dengan jalan bebas dan “tertutup” dengan penyumbatan.Dengan sakelar listrik, istilah ini memiliki arti yang berlawanan: “terbuka” berarti tidak ada aliran sedangkan “tertutup” berarti aliran elektron bebas.
TINJAUAN
Hambatan listrik adalah ukuran hambatan terhadap arus listrik.
Korsleting adalah sirkuit listrik yang menawarkan sedikit atau tidak ada hambatan terhadap aliran elektron.
Hubungan pendek berbahaya dengan sumber daya tegangan tinggi karena arus tinggi yang dihadapi dapat menyebabkan pelepasan energi panas dalam jumlah besar.
Sirkuit terbuka adalah sirkuit yang kontinuitasnya telah diputus oleh gangguan pada jalur aliran elektron.
Sirkuit tertutup adalah sirkuit yang lengkap, dengan kontinuitas yang baik.
Perangkat yang dirancang untuk membuka atau menutup sirkuit dalam kondisi terkontrol disebut sakelar.
Istilah “terbuka” dan “tertutup” mengacu pada sakelar serta seluruh sirkuit.
Sakelar terbuka adalah sakelar tanpa kontinuitas: elektron tidak dapat mengalir melewatinya.
Sakelar tertutup adalah sakelar yang menyediakan jalur langsung (hambatan rendah) untuk mengalirkan elektron.