Berikut ini beberapa foto pembukaan paket Mikrotik RB2011iLS-IN. Packing menggunakan kayu, sehingga agak sulit membukanya.
Mikrotik Routerboard RB2011iLS-IN




Berikut ini beberapa foto pembukaan paket Mikrotik RB2011iLS-IN. Packing menggunakan kayu, sehingga agak sulit membukanya.
Mikrotik Routerboard RB2011iLS-IN
Berikut ini foto-foto prototipe kit untuk percobaan pengendalian posisi/kecepatan motor dengan menggunakan kendali digital berbasis sistem mikroprosesor.
Komponen utama adalah sebagai berikut
Penutup diperlukan agar melindungi kit praktikum dan memudahkan penyimpanan.
Berikut ini komponen utama yaitu motor 12 volt tipe “775”, atau lengkapnya GRS-775-PH-3865DF-12,0VDC GT2017 C.
Sebagai momen inersia menggunakan 2 buah pelat aluminium dengan tebal 5mm dengan diameter 12 cm.
Tepat di balik pelat aluminium dipasang sebuah pillow bearing sebagai dudukan poros.
Rotary encoder 400 pulsa sebagai sensor posisi dan kecepatan motor. Outputnya berupa sinyal digital yang dibaca oleh sistem mikroprosesor
Poros utama dihubungkan ke rotary encoder dengan closed loop timing belt dengan panjang 160 mm. Terdapat pulley di masing-masing poros.
Motor dihubungkan ke poros utama dengan flexible coupling. Nampak juga dudukan poros menggunakan pillow bearing.
Output dari sistem mikroprosesor (Arduino, ARM dan sebagainya) tidak cukup kuat untuk menggerakkan motor. Untuk itu perlu diperkuat dulu dengan motor driver.
Contoh pertama adalah motor driver yang populer: L298N yang menggunakan komponen aktif dengan teknolgi BJT (Bipolar Junction Transistor).
Sebagai alternatif motor driver adalah IC TB6612FNG yang menggunakan teknologi MOSFET
Berikut ini beberapa foto terkait STM32F103. Nantinya akan dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan dengan STM32F103
STM32F103 Pinout Diagram
Upload program ke STM32F103 dapat dilakukan dengan 3 cara:
Untuk memasukkan software dari Windows menggunakan bult in bootloader, dapat menggunakan software Flash Demonstrator dari STMicro http://www.st.com/content/st_com/en/products/development-tools/software-development-tools/stm32-software-development-tools/stm32-programmers/flasher-stm32.html
Salah satu custom boot loader yang sering dipakai adalah STM32duino bootloader, yang memungkinkan pemrograman STM32F103 dengan menggunakan IDE Arduino. Petunjuk instalasinya ada di https://github.com/rogerclarkmelbourne/STM32duino-bootloader
Pembuatan software untuk STM32 ini dapat dilakukan dengan berbagai cara:
Links:
Berikut ini beberapa bahan bacaan untuk belajar menggunakan prosesor ARM
Berikut beberapa buku teks terkait prosesor ARM:
Berikut ini 2 buah pemanas air tipe celup, yang menggunakan tegangan 220 volt:
Kedua pemanas ini berbeda konstruksi dan ukuran, namun dayanya kurang lebih sama, 300 ~ 400 watt.
Mengukur daya pemanas air ini cukup mudah dengan menggunakan pengukur daya Energy Meter TS-838
Berikut hasil pengujian:
No | Merek | Model | Tegangan terukur | Daya tertulis | Daya terukur | Daya 220 volt (teoritis) |
1 | GEN STAR | tidak ada | 207 volt | 350 W – 450 W | 325 W | 367.1 W |
2 | ATN | D-021 | 207 volt | 350 W | 310 W | 350.16 W |
Penjelasan
Daya diukur pada tegangan 207 volt, karena pada saat pengukuran tegangan dari PLN adalah 207 volt. Nampak bahwa daya terukur kurang dari daya yang tertulis pada produk tersebut. Hal ini masuk akal, karena rumus daya (P) adalah P=V*V/R , sehingga kalau tegangan kurang dari 220 volt, maka wajar kalau daya kurang dari yang tertulis.
Setelah diukur, dihitung berapa daya yang akan dipakai kalau tegangannya adalah 220 volt, bukan 207 volt. Caranya dengan menghitung resistansi/tahanan (R) dan dari situ menghitung daya (P) untuk tegangan 220 volt.
Pada kasus 1:
P = V * V / R
makaR = V * V / P = 207*207/325
P pada 220 volt = 220 * 220 / R = 220 * 220 / (207*207/325) = 367.1 watt
Kesimpulan angka ini masih sesuai dengan yang disebutkan pada produk, yaitu antara 350 watt sampai dengan 450 watt.
Pada kasus 2:
R = V * V / P = 207*207/310
P pada 220 volt = 220 * 220 / R = 220 * 220 / (207*207/310) = 350.16 watt
Kesimpulan angka ini masih sesuai dengan yang disebutkan pada produk, yaitu 350 watt.
Kedua pemanas ini hanya on off, jadi tidak dapat dikendalikan dayanya. Jika ingin dikendalikan, dapat menggunakan lamp dimmer atau rangkaian pengendali berbasis Arduino seperti di https://arduinodiy.wordpress.com/2012/10/19/dimmer-arduino/
Menyambungkan Dot Matrix Display P10 Dengan Arduino gampang-gampang susah.
Dari Arduino ke display menggunakan kabel pita/flat (ribbon) yang dapat kena gangguan (noise)
Berikut contoh masalah yang terjadi kalau kabel terlalu panjang:
Solusi:
menggunakan jalur ground selang-seling di kabel pita
Referensi:
Pada Arduino Nano dan Arduino UNO terdapat pin dengan nama ‘5V’. Menurut nama pin tersebut, seharusnya pin tersebut bertegangan 5 volt, namun ternyata tidak selalu demikian.
Berikut ini beberapa board Arduino yang akan diukur tegangan pin ‘5V’-nya.
Board Arduino Nano Clone mirip, namun nampak ada perbedaan kecil pada kedua board tersebut.
Berikut ini hasil pengukuran pin ‘5V’ pada 2 buah board Arduino Nano Clone (KW), dan 1 buah board Arduino UNO (ORI). Sumber tegangan menggunakan 2 macam, yaitu pertama melalui kabel USB, dan kedua melalui pin VIN pada board Arduino.
Board | Output 5V dengan Power dari USB (Desktop PC) | Output 5V dengan Power VIN dari adaptor 7,5 volt |
Arduino Nano KW specimen 1 | 3.37 volt | 4.97 volt |
Arduino Nano KW specimen 2 | 4.6 volt | 4.92 volt |
Arduino UNO ORI | 4.89 volt | 4.98 volt |
Dalam beberapa rangkaian elektronika diperlukan tegangan referensi yang presisi, misalkan untuk ADC (analog to digital converter) ataupun untuk DAC (digital to analog converter). Untuk itu diperlukan tegangan referensi yang tegangannya tepat sesuai yang diinginkan, dan relatif stabil terhadap perubahan catu daya maupun temperatur.
Regulator seperti LM7805 dan LM78L05 kurang cocok karena regulator ini dirancang untuk memberikan arus besar, bukan untuk memberikan tegangan yang tepat.
Berikut ini komponen tegangan referensi yang tersedia di pasaran Indonesia:
Tegangan dida zener yang umum di pasaran:
Berikut ini penampakan LM336Z25 dan LM336Z5.
Berikut ini AD586
Beberapa catatan untuk rangkaian berbasis operational amplifier
Jika menggunakan single supply, tegangan referensi sinyal (ground) dapat dibuat dengan menggunakan op-amp lain.
Low voltage Op-Amp:
OP-Amp yang kurang baik pada tegangan rendah:
Penjelasan istilah op-amp:
Referensi:
Foto menurut http://olx.co.id/iklan/thermo-controller-il-80en-tew-IDkZBJk.html
Analisis gambar:
Prosedur ujicoba yang disarankan, pertama-tama cek dulu apakah pengendali bekerja normal, dan sensor bekerja normal.
Prosedur instalasin dengan pemanas
Pada tulisan ini diuraikan pembuatan antena coaxial collinear untuk perangkat penerima sinyal ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast) dengan frekuensi 1090 MHz.
Desain antena mengacu ke artikel Coaxial Collinear Antenna for ADS-B Receiver (https://www.balarad.net/).
Diagram antena adalah sebagai berikut:
Setiap elemen adalah kabel coaxial dengan panjang mengikuti panjang gelombang yang diinginkan:
Perhitungan panjang elemen:
frekuensi = 1090 MHz
Kecepatan cahaya dalam vakum = 3E8 = 300000000 m/s
Propagation velocity kabel Hansen 50 ohm adalah 84%, artinya kecepatan rambat sinyal dalam kabel tersebut adalah 3E8 m/s x 84%.
lambda = panjang gelombang pada kabel = c/f = 3E8 * 0.84 / 1090 MHz
Panjang elemen = 0.5 x lambda x propagation velocity = 0.5 x 3E8 x 0.84 /1090MHz = 116 mm
Jadi diperlukan elemen dengan panjang masing-masing 116 mm.
Pada antena ini dipilih jumlah elemen 12, dengan pertimbangan cukup panjang sehingga lebih sensitif, namun masih cukup pendek untuk dapat dibawa-bawa.
Tahap pertama adalah memotong kabel koaksial. Pada setiap ujung disisakan kabel inti sekitar 5 cm, untuk disolder ke selubung pada elemen sebelahnya. Jadi panjang total setiap kabel yang dipotong adalah 116mm + 5 cm + 5 cm = 21.6 cm
Selubung dikupas dengan menggunakan tang potong, dengan dilebihkan sedikit. Kemudian panjang selubung digerinda dengan Dremel sampai tepat di 116 mm. Kabel Hansen dengan selubung tembaga keras ini dapat digerinda sampai panjangnya tepat di 116 mm. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.
Setelah selesai semuanya, didapat 12 elemen kabel yang siap disambung-sambung.
Tahap berikutnya adalah menyambung elemen-elemen tersebut. Pada contoh artikel (Coaxial Collinear Antenna for ADS-B Receiver ) penyambungan dilakukan dengan menyelipkan konduktor tengah ke serabut selubung. Pada kabel Hansen ini penyambungan dilakukan dengan menyolder konduktor tengah ke selubung di elemen sebelahnya. Ternyata diperlukan solder dengan daya besar karena tembaga sangat menyerap panas, sehingga panas cepat tersebar ke sepanjang kabel.
Berikutnya antena yang sudah tersambung ditempelkan ke batang kayu sebagai penguat, dan antena dapat digunakan. Berikut ini foto antena coaxial collinear 1090 MHz 12 elemen disandingkan dengan antena ADS-B buatan FlightAware.
Dari hasil pengukuran, penerimaan sinyal dengan antena coaxial collinear lebih bagus dibandingkan dengan antena FlightAware. Ada kemungkinan hal ini disebabkan redaman kabel Hansen lebih bagus daripada kabel asli bawaan dari Flightaware. Jadi belum tentu antena buatan sendiri lebih bagus.
Panjang kabel kedua antena adalah sama-sama 10 meter.
Perbandingan redaman kabel antena pada foto:
Berikut ini contoh pengamatan pesawat yang sama dengan kedua sistem tersebut:
Gambar kiri adalah RTL-SDR dengan antena Coaxial Collinear, sedangkan gambar kanan adalah perangkat penerima ADS-B dari Flightware ( Flightaware Feeder dengan antena Flightaware). Dari perbandingan gambar tersebut nampak bahwa untuk GIA725, antena coaxial collinear merekam sinyal pesawat lebih awal.
DVB dongle untuk TV digital umumnya menggunakan konektor MCX, sedangkan perangkat antena kebanyakan menggunakan konektor SMA dengan impedansi 50 ohm.
Jadi kadang diperlukan perangkat untuk menyambungkan MCX ke SMA. Di sinilah perlunya konektor MCX male ke SMA female.
Surge Protector TP-Link TL-ANT24SP untuk antenna 50 ohm
Surge protector ini digunakan untuk menghilangkan imbas petir pada kabel 50 ohm. Saat ini kompon ini saya pakai untuk melindungi perangkat penerima ADS-B dari sambaran petir tak langsung.
Surge Arrester Schneider Electric A9L15687
1P+N Imax 40kA