Pemakaian Handy Talkie Legal di Indonesia

Dari hasil diskusi dengan staff Kominfo, berikut ini beberapa tips menggunakan handy talkie secara legal di Indonesia:

  • Frekuensi yang dipakai ada 2, di rentang 300 MHz dan di 400 MHz.  Frekuensi yang dapat dipakai adalah di 350-380 Mhz atau yang 400 an bisa pakai di 405 – 407 MHz
  • Perangkat yang dipakai mesti yang sudah lulus sertifikasi, daftar perangkat yang lulus dapat dicek di situs www.postel.go.id
  • Perangkat yang digunakan khusus untuk Handy Talkie, jangan menggunakan perangkat untuk amatir radio
Situs Sertifikasi di Postel

Antena Coaxial Collinear 1090 MHz Untuk ADS-B

Pada tulisan ini diuraikan pembuatan antena coaxial collinear untuk perangkat penerima sinyal ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast)  dengan frekuensi 1090 MHz.

Desain antena mengacu ke artikel Coaxial Collinear Antenna for ADS-B Receiver (https://www.balarad.net/).

Diagram antena adalah sebagai berikut:

Desain antena collinear
Skema Antena Coaxial Collinear

Perancangan Antena Coaxial Collinear

Setiap elemen adalah kabel coaxial dengan panjang mengikuti panjang gelombang yang diinginkan:

Elemen dasar antena collinear
Elemen dasar antena collinear

Perhitungan panjang elemen:

frekuensi = 1090 MHz

Kecepatan cahaya dalam vakum = 3E8 = 300000000 m/s

Propagation velocity kabel Hansen 50 ohm adalah 84%, artinya kecepatan rambat sinyal dalam kabel tersebut adalah 3E8 m/s x 84%.

lambda = panjang gelombang pada kabel = c/f = 3E8 * 0.84 / 1090 MHz

Panjang elemen = 0.5 x lambda x propagation velocity = 0.5 x 3E8 x 0.84 /1090MHz = 116 mm

Jadi diperlukan elemen dengan panjang masing-masing 116 mm.

Pada antena ini dipilih jumlah elemen 12, dengan pertimbangan cukup panjang sehingga lebih sensitif, namun masih cukup pendek untuk dapat dibawa-bawa.

Pembuatan Antena Coaxial Collinear

Tahap pertama adalah memotong kabel koaksial. Pada setiap ujung disisakan kabel inti sekitar  5 cm, untuk disolder ke selubung pada elemen sebelahnya. Jadi panjang total setiap kabel yang dipotong adalah 116mm + 5 cm + 5 cm = 21.6 cm

Memotong kabel koaksial
Memotong kabel koaksial

Selubung dikupas dengan menggunakan tang potong, dengan dilebihkan sedikit. Kemudian panjang selubung digerinda dengan Dremel sampai tepat di 116 mm. Kabel Hansen dengan selubung tembaga keras ini dapat digerinda sampai panjangnya tepat di 116 mm. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.

Trimming dengan Dremel
Trimming panjang selubung dengan Dremel

Setelah selesai semuanya, didapat 12 elemen kabel yang siap disambung-sambung.

Kabel koaksial selesai dipotong
Kabel koaksial selesai dipotong

Tahap berikutnya adalah menyambung elemen-elemen tersebut. Pada contoh artikel (Coaxial Collinear Antenna for ADS-B Receiver ) penyambungan dilakukan dengan menyelipkan konduktor tengah ke serabut selubung. Pada kabel Hansen ini penyambungan dilakukan dengan menyolder konduktor tengah ke selubung di elemen sebelahnya. Ternyata diperlukan solder dengan daya besar karena tembaga sangat menyerap panas, sehingga panas cepat tersebar ke sepanjang kabel.

Menyolder antena collinear
Menyolder antena collinear

 

Berikutnya antena yang sudah tersambung ditempelkan ke batang kayu sebagai penguat, dan antena dapat digunakan. Berikut ini foto antena coaxial collinear 1090 MHz 12 elemen disandingkan dengan antena ADS-B buatan FlightAware.

Pengujian Antena

Dari hasil pengukuran, penerimaan sinyal dengan antena coaxial collinear lebih bagus dibandingkan dengan antena FlightAware. Ada kemungkinan hal ini disebabkan redaman kabel Hansen lebih bagus daripada kabel asli bawaan dari Flightaware. Jadi belum tentu antena buatan sendiri lebih bagus.

Panjang kabel kedua antena adalah sama-sama 10 meter.

 

Ujicoba Antena Colinear
Ujicoba Antena Collinear

Perbandingan redaman kabel antena pada foto:

  • Redaman kabel Hansen: 13.6 dB/100m
  • Redaman kabel Flightaware (Bieffe Cavi CO 100 AF) : 32 db/100m

Berikut ini contoh pengamatan pesawat yang sama dengan kedua sistem tersebut:

Perbandingan rekaman ADS-B
Perbandingan rekaman ADS-B

Gambar kiri adalah RTL-SDR dengan antena Coaxial Collinear, sedangkan gambar kanan adalah perangkat penerima ADS-B dari Flightware ( Flightaware Feeder dengan antena Flightaware). Dari perbandingan gambar tersebut nampak bahwa untuk GIA725, antena coaxial collinear merekam sinyal pesawat lebih awal.

Kesimpulan

  • Dari percobaan sejauh ini dapat disimpulkan bahwa antena coaxial collinear 12 elemen ini mempunyai kinerja lebih baik dibandingkan antena ADS-B bawaan dari Flightaware

Referensi

Save

Konektor MCX male ke SMA female untuk DVB dongle

DVB dongle untuk TV digital umumnya menggunakan konektor MCX, sedangkan perangkat antena kebanyakan menggunakan konektor SMA dengan impedansi 50 ohm.

Jadi kadang diperlukan perangkat untuk menyambungkan MCX ke SMA. Di sinilah perlunya konektor MCX male ke SMA female.

 

MCX male
MCX male

MCX male
MCX male

Koneksi MCX ke SMA untuk DVB dongle
Koneksi MCX ke SMA untuk DVB dongle

SMA female
SMA female

N Connector Female RG8 Clamp

N Connector Female RG8 Clamp masih dalam bungkusan

N Connector Female to RG8 clamp
N Connector Female to RG8 clamp

Konektor N female clamp sudah dibuka, terlihat komponen-komponennya. Ada karet untuk kedap air.

N Connector Female to RG8 clamp
N Connector Female to RG8 clamp

 

Berikut ini contoh konektor tengah yang cacat:

Konektor tengah RG8 female
Konektor tengah RG8 female

 

Konektor tengah RG8 female
Konektor tengah RG8 female

Perbandingan Kabel 50 Ohm Coaxial di Pasaran

Hansen Coaxial 50 ohm
Hansen Coaxial 50 ohm

Berikut ini beberapa kabel coaxial 50 ohm yang tersedia di pasaran Indonesia. Redaman yang dicantumkan adalah pada 1 GHz, karena tujuan review ini untuk mencari kabel yang cocok untuk ADSB di 1090 MHz

No Tipe Pabrikan Redaman di 1 GHz Datasheet Harga
1 RG8/U 9913 Belden 14.436 dB/100m Datasheet Rp 10 juta/305m (baru)
2 RF50 1/4″ Hansen 13.60 dB/100m

4.15 dB/100 feet

Datasheet Rp 17000/m (baru)
3 LMR-400 Times Microwave Systems 13.5 db/100m

4.1 dB/100 feet

Datasheet 10000/m (bekas)

20000/m (baru)

4 RG58/A/U 8219 Belden 59 dB/100m Datasheet 1500000/300 yard (baru)
5 RG58 DC5850 Digitalpro  ? ?
6  RG8 Fujikura ? ? Rp 11000/m (bekas)
7  TZC 500 (RG8)  Ericsson 15 dB/100m Datasheet  7900/m (bekas)
8 Andrew LDF5-50A Heliax Andrew 4.12dB/100m

1.25dB/100feet

Datasheet Rp Rp 45000/m
9 Andrew LDF4.5-50 Heliax 5.38dB/100m

1.64dB/100feet

Datasheet 35000/m (bekas)
10 Andrew Heliax CNT-400 Heliax 12.8 dB/100m (900 MHz) Datasheet Rp 35000 / m (baru)

Catatan: Harga merujuk ke Tokopedia per 26 Februari 2017

Berikut ini foto kabel Hansen yang dibeli di toko online

Hansen RF50 1/4" coaxial cable
Hansen RF50 1/4″ coaxial cable

Hansen RF50 1/4" coaxial cable
Hansen RF50 1/4″ coaxial cable

Berikut ini penampang kabel Hansen setelah dikupas isolator luarnya. Nampak selubung tembaga, foam isolator dan konduktor tengah.

Penampang kabel Hansen setelah dikupas
Penampang kabel Hansen setelah dikupas

Konduktor tengah nampak terdiri dari 2 macam logam. Bagian luarnya warna coklat (tembaga), bagian dalamnya warna putih, kemungkinan besar Aluminium.

Penampang konduktor tengah Hansen
Penampang konduktor tengah Hansen

Kabel CNT-400
Kabel CNT-400

Referensi