Percobaan Astable Multivibrator

Percobaan membuat pengatur motor on-off dengan rangkaian astable multivibrator. Bisa juga pakai IC 555 sih, namun sekali-sekali ingin juga dengan cara lain.

Berikut ini foto rangkaian, batere 4×1.5 volt dan motor DC yang dikendalikan.

Rangkaian astable multivibrator
Rangkaian astable multivibrator

Berikut foto close up rangkaiannya di breadboard

Rangkaian astable multivibrator
Rangkaian astable multivibrator

 

Berbagai Rangkaian Antarmuka Serial RS232

Berikut ini beberapa tips & link tentang antarmuka serial RS232.

Berikut ini rangkaian antarmuka serial dari artikel sistem Rangkaian Mikrokontroler ATMega 40 pin Serbaguna

atmega-serial-circuit
Antar muka serial RS232

Contoh rangkaian dari http://sodoityourself.com/max232-serial-level-converter/

Rangkaian antarmuka RS232
Rangkaian antarmuka serial RS232

Datasheet MAX232: http://www.ti.com/lit/ds/symlink/max232.pdf

Contoh rangkaian dari http://www.coolcircuit.com/circuit/rs232_driver/

Rangkaian RS232 dengan IC MAX232
Rangkaian RS232 dengan IC MAX232

 

Rangkaian RS232 dengan transistor
Rangkaian RS232 dengan transistor

Saran saya untuk konektor DB9 menggunakan jenis female. Alasannya:

  • konektor RS232 di PC desktop adalah DB9 male
  • konektor RS232 di USB to serial adalah DB9 male
  • Jika kita pakai DB9 female di rangkaian mikroprosesor, maka kita dapat menggunakan kabel RS232 tipe straight through/ lurus.

Berikut ini ilustrasi kabel serial dan USB serial untuk memperjelas.

Berikut ini skema kabel tipe straight through:

Skema straight through RS232 cable
Skema straight through RS232 cable.

Berikut ini foto kabel tipe straight through:

Kabel serial RS232 straight through
Kabel serial RS232 straight through

Perbedaan dengan kabel tipe lain dapat dibaca di http://digital.ni.com/public.nsf/allkb/1EE0DD8AF67922FA86256F720071DECF

Berikut ini USB to Serial dengan konektor DB9 male.

Bafo USB to Serial
Bafo USB to Serial

Berikut ini contoh sistem mikroprosesor dengan MAX232 dan konektor DB9 female. Rangkaiannya serupa dengan yang dijelaskan di  Rangkaian Mikrokontroler ATMega 40 pin Serbaguna

Konektor serial DB9 female dan MAX232
Konektor serial DB9 female dan MAX232

Jika ingin tegangan serial menggunakan TTL 5 volt ataupun 3,3 volt, dapat menggunakan modul USB to serial dengan chipset FTDI maupun CH340. Contohnya: “Konverter USB Serial FTDI” dan Konverter USB Serial CH340

Referensi:

Lamp Dimmer Rusak

Berikut ini foto sebuah lamp dimmer yang rusak karena kelebihan beban.

Lamp dimmer rusak
Lamp dimmer rusak

Lamp Dimmer rusak
Lamp Dimmer rusak

 

Berikut ini adalah komponen TRIAC pada lamp dimmer tersebut yang pecah karena kelebihan arus.

TRIAC BTB04 retak karena arus lebih
TRIAC BTB04 retak karena arus lebih

Komponen TRIAC yang dipakai pada lamp dimmer tersebut adalah BTB04-600L. Menurut datasheetnya, komponen tersebut dapat dialiri arus sampai dengan 4 ampere. Melihat kerusakan pada TRIAC tersebut, nampaknya arus jauh melebihi 4 A.

Datasheet TRIAC BTB04 600SL
Datasheet TRIAC BTB04 600SL

Referensi

Menyalakan LED dari Tegangan 220 volt AC Tanpa Trafo

LED (Light Emitting Diode) dapat dinyalakan langsung dari tegangan 220 volt AC tanpa transformator. Berikut ini beberapa cara menyalakan LED dari jala-jala listrik 220 volt. Komponen yang digunakan adalah resistor, kapasitor dan dioda tanpa transformator maupun induktor. Dalam beberapa kasus penggunaan transformator tidak diinginkan untuk mengurangi biaya dan ukuran.

Prinsip Menyalakan LED

Suatu LED dapat dinyalakan dengan memberikan tegangan maju tertentu serta membatasi arus sesuai dengan arus maksimum LED tersebut. LED kecil untuk tampilan biasanya maksimum dapat diberi arus 25 mA saja. Tegangan maju pada LED berkisar antara 1,8 volt sampai 3 volt tergantung warna LED.

Prinsip Mengurangi Tegangan 220 Volt AC

Pada adaptor biasanya tegangan 220 volt dikurangi dengan memakai transformator/trafo. Jika tidak menggunakan trafo, maka tegangan 220 volt dapat diperkecil agar sesuai dengan LED dengan cara menambahkan  komponen seri , bisa berupa resistor, kapasitor maupun induktor.

Versi 1

Rangkaian berikut ini menggunakan kapasitor dan resistor untuk mengurangi tegangan dari jala-jala listrik:

Rangkaian LED dengan dioda jembatan

Rangkaian LED dari 220 volt AC

Penjelasan:

  • C1 dan C2 paralel, fungsinya menurunkan tegangan AC dari 220 volt dengan menggunakan reaktansi kapasitor pada 50 Hz
  • R1 untuk membuang tegangan pada C1 dan C2 kalau rangkaian sedang mati
  • BR1 adalah diode bridge untuk menyearahkan tegangan AC menjadi DC
  • R2 (10 ohm) untuk membatasi arus pada dioda)
  • C3 untuk meratakan tegangan output dari bridge.
  • LED 1 ~ 50 sebagai lampu.
  • Sekering 1 ampere sebagai pengaman terhadap arus lebih

Sumber:  http://www.instructables.com/id/LEDS-on-220V-AC-GRID-7-8-WATTS-ONLY/

Versi 2

Rangkaian LED 220 volt
Rangkaian LED 220 volt

Sumber: http://www.electroschematics.com/3623/ac-powered-white-led-lamp/

Penjelasan

  • Cx untuk menurunkan tegangan dengan menggunakan reaktansi kapasitor pada 50 Hz
  • R1 untuk membuang tegangan pada Cx jika rangkaian sedang tidak dipakai
  • R2 untuk menurunkan tegangan
  • C1 untuk meratakan tegangan

Versi 3

Rangkaian berikut ini hanya menggunakan resistor dan dioda:

Rangkaian LED 220 volt dengan dioda dan resistor
Rangkaian LED 220 volt dengan dioda dan resistor

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/threads/using-an-led-with-220v-ac.108222/

Penjelasan

  • R1 dan R2 untuk membatasi arus
  • D1 sampai D4 untuk melindungi D5 dari tegangan terbalik
  • R3 untuk membatasi arus

Tegangan maksimum pada D1 ~ D4 kurang lebih 0.6 x 4 = 2.4 volt, cukup untuk melindungi LED dari breakdown voltage.

Versi 4

Rangkaian berikut ini sangat sederhana:

Rangkaian sederhana LED 220 volt
Rangkaian sederhana LED 220 volt AC

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/attachments/dsc01154a-jpg.17698/

R1 dan R2 untuk membatasi arus, D1 untuk penyearah. D2 diperlukan untuk menjamin bahwa tegangan reverse pada D3 (LED) maksimum hanya 0,7 volt. Sebagai catatan, biasanya LED mempunyai tegangan terbalik maksimum yang relatif kecil, sekitar 5 ~ 10 volt; jika diberi tegangan terbalik terlalu besar, maka LED akan rusak.

Versi 5

Rangkaian sederhana
Rangkaian sederhana

Sumber: http://www.electro-tech-online.com/attachments/dsc01066-230-volts-leds-jpg.17699/

Rangkaian versi 5 ini nampaknya sama dengan versi 4.

Versi 6

Berikut ini contoh rangkaian dengan kapasitor untuk menurunkan tegangan dan dioda bridge untuk penyearah (sumber: http://www.electro-tech-online.com/threads/convert-220-ac-to-3-6-vdc-for-lighting-led.36652/#post-287759)

Rangkaian LED dari jala-jala 220 volt
Rangkaian LED dari jala-jala 220 volt

Situs Rangkaian Elektronika

All about circuits
All about circuits

Ada situs yang menawarkan berbagai textbook gratis tentang rangkaian elektronika: http://www.allaboutcircuits.com/

Saya belum sempat mengecek detailnya, namun nampaknya  menarik:

“This site provides a series of online textbooks covering electricity and electronics. The information provided is great for both students and hobbyists who are looking to expand their knowledge in this field. These textbooks were written by Tony R. Kuphaldt and released under the Design Science License. Interested in contributing to the textbooks? Please click here. “

Percobaan Arduino Dan LED Matrix 5×7

Berikut ini adalah percobaan menggunakan modul Arduino Uno untuk mengendalikan sebuah LED Matrix 5×7 tipe QDSP-L149.

Arduino Uno dan LED matrix 5x7
Arduino Uno dan LED matrix 5×7

Pada LED Matrix tersebut nampak masih ‘berbayang’ atau ‘ghosting’ karena programnya masih belum sempurna.

Ghosting atau bayangan pada LED matrix 5x7 karena masalah software
Ghosting atau bayangan pada LED matrix 5×7 karena masalah software

Berikut ini skema pin pada LED Matrix  QDSP-L149:

Pin pada LED Matrix tipe QDSP-L149
Pin pada LED Matrix tipe QDSP-L149

Referensi Tentang Noise pada Rangkaian Elektronika

Berikut ini beberapa referensi yang pernah saya pakai untuk belajar / mengajar mengenai EMI/EMC/ESD:

Application Note

  • AN10897 A guide to designing for ESD and EMC [1]
  • AN1709 EMC DESIGN GUIDE FOR ST MICROCONTROLLERS [2]
  • AVR040: EMC Design Considerations [3]
  • AP-125 Designing Microcontroller Systems for Electrically Noisy Environments [4]
  • AP-711 EMI Design Techniques for Microcontrollers in Automotive Applications [5]
  • AN1050 Designing for Electromagnetic Compatibility (EMC) with HCMOS Microcontrollers [6]

Textbook

  • Ott, H., Noise Reduction Techniques in Electronic Systems 2nd Edition. New York: Wiley, 1988 [7]-> ini yang dulu saya pakai untuk kuliah “Derau pada sistem elektronika” tahun 1990 an. Sangat powerful.
  • Howard Johnson, High Speed Digital Design: A Handbook of Black Magic [8] -> ini pernah dianjurkan oleh seorang kawan yang ‘hardware freak’

Mirror

 

Mengukur Ketinggian Air

Ada beberapa ide cara-cara untuk mengukur ketinggian air di sebuah wadah sebagai berikut

  • Menggunakan switch mekanik dengan pelampung
  • Menggunakan magnet dengan pelampung
  • Menggunakan sensor tekanan air
  • Menggunakan load cell untuk mengukur berat air
  • Menggunakan load cell untuk mengukur berat pelampung di air
  • Menggunakan sensor kapasitif
  • Menggunakan sensor induktif
  • Menggunakan sensor ultrasonik
  • Menggunakan sensor laser

Berikut ini contoh menggunakan pengukuran kapasitansi:

sensor-ketinggian-air

Kapasitansi diukur dengan cara menggunakan kapasitor sebagai rangkaian osilator. Perubahan kapasitansi akan menyebabkan perubahan frekuensi.

skema-rangkaian-pengukur-ketinggian

Ada juga ide menggunakan sifat kapasitif untuk mengukur keberadaan makhluk hidup yang mengandung air: http://spectrum.ieee.org/geek-life/hands-on/how-to-build-an-electronic-bee-counter

Referensi

Sistem Penjernihan Air v2.0

Di rumah saya menggunakan sistem penjernihan air yang dibuat sendiri. Detail sistem penjernihan air v1.0 sudah dijelaskan di artikel  “Sistem Penjernihan Air di Rumah versi 1“. Untuk memperbaiki kelemahannya saya membuat sistem penjernihan air v2.0 dengan blok diagram sebagai berikut ini:

instalasi-penjernih-air-prva116

Perubahan yang dilakukan:

  • Menambah tangki 5 yang posisinya lebih tinggi sedikit dari tangki 4, untuk menambah tekanan air di rumah
  • Mengganti pengendalinya menggunakan prosesor ATMega dari AVR, sebelumnya menggunakan prosesor AT89 dari AVR

Sumur

Sumur berkedalaman sekitar 12 meter.

Pompa 1

Pompa dari jenis sumur dalam karena pompa sumur dangkal hanya dapat memompa sampai kedalam 8 meter saja.

Pada awalnya menggunakan pompa Sanyo HD255D, namun rusak dan diganti dengan pompa Grundfos

Tangki 1

Tangki ini berfungsi menampung air dari sumur. Air ini masih mengandung garam besi dan mangan, sehingga perlu didiamkan sekitar 2 jam agar garam-garam tersebut bereaksi dengan oksigen dan menggumpal, untuk kemudian dapat disaring.

Pompa 2

Pompa ini memompa air dari hasil pengendapan ke tangki atas. Air perlu dinaikkan agar dapat dialirkan ke filter.

Tangki 2

Tangki ini menyimpan air + lumpur yang siap disaring. Tangki ini diletakkan di menara air.

Filter

Filter pasir. Pada awalnya menggunakan pasir aktif, namun pasir aktif ini repot karena setiap beberapa waktu perlu diaktifkan kembali. Akhirnya menggunakan filter pasir biasa.

Tangki 3

Tangki penyimpanan air bersih hasil filter. Diletakkan di permukaan tanah ( di bawah)

Pompa 4

Memompa air dari tangki 3 ke tangki 4 di atas menara.

Tangki 4

Tangki ini berfungsi menyimpan air bersih yang siap dipakai. Ditaruh di menara air sehingga air dapat mengalir ke rumah dengan gravitasi. Kapasitas 1000 liter

 

Rangkaian LED Matrix

Sebagai kelanjutan dari proyek sebelumnya [mencocokkan ukuran komponen]  [LED Matrix dan kontrol kualitas], berikut ini hasil perancangan LED matrix untuk keperluan praktikum:

Layout Rangkaian LED Matrix
Layout Rangkaian LED Matrix

Foto Rangkaian LED Matrix
Foto Rangkaian LED Matrix

Pada rangkaian ini sudah diberi transistor dan ULN2803 untuk penguat arus serta resistor untuk pembatas arus, jadi seharusnya tampilannya lebih baik dibandingkan jika tidak menggunakan transistor/resistor.

Detail teknis rangkaian transistor dan ULN2803 nampaknya perlu menunggu ada waktu, karena perlu membuat beberapa gambar rangkaian dan perhitungan. Untuk sementara dapat saya katakan bahwa ide rangkaiannya tidak jauh-jauh dari rangkaian antarmuka mikroprosesor sederhana.

Tahap selanjutnya adalah membuat software untuk menampilkan angka/huruf/gambar di LED matrix tersebut.

Rangkaian Mikrokontroler ATMega 40 pin Serba Guna

Berikut ini adalah rangkaian mikrokontroler ATMega 40 pin serbaguna. Rangkaian ini dapat dipakai untuk mikrokontroler ATMega 40 pin seperti ATMega8535, ATMega16 dan ATMega32. Rangkaian ini sudah saya coba dengan baik pada ATMega8535 dan ATMega16. Rangkaian lengkap dapat dilihat di file PDF berikut ini: atmega-v2

Layout PCB adalah sebagai berikut

Layout PCB ATMega
Layout PCB ATMega

Foto rangkaian lengkap setelah disolder dan ditest adalah sebagai berikut:

rangkaian-prosesor-atmega8535-sederhana-IMG_5685
Foto rangkaian jadi. Klik pada gambar untuk memperbesar

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari masing-masing bagian rangkaian.

Prosesor

atmega-core-circuit
Rangkaian prosesor. Klik pada gambar untuk memperbesar

Untuk clock menggunakan kristal 16 MHz, yang diberi kapasitor 22 pF. Pemilihan kapasitor ini sesuai dengan datasheet ATMega. Pada pin AVCC diberi induktor dan kapasitor sebagai low pass filter, hal ini juga sesuai dengan anjuran dari datasheet ATmega. Semua  port (Port A, Port B, Port C, Port D) dihubungkan ke konektor 10 pin (5×2), sehingga jika nanti ingin menghubungkan periferal lain dapat dilakukan dengan mudah.

Konektor In System Programming (ISP)

Untuk memasukkan program digunakan konektor ISP, sesuai dengan standar STK 200.

Lebih jauh tentang rangkaian ISP pada AVR dapat dibaca di http://www.kanda.com/avr-isp-circuits.html

atmega-isp-circuit
Rangkaian In System Programming. Klik pada gambar untuk memperbesar

Rangkaian Reset

Pin reset ATMega adalah active low R6 fungsinya untuk pull up. C4 adalah untuk memberikan delay reset pada waktu rangkaian dinyalakan. R9 gunanya supaya sinyal reset dari S1 tidak akan bertabrakan dengan sinyal reset dari ISP. Bisa saja S1 ditekan (low) sedangkan dari ISP memberikan sinyal high.

atmega-reset-circuit
Rangkaian reset. Klik pada gambar untuk memperbesar

Rangkaian Indikator dan Kapasitor Decoupling

D1 adalah indikator yang menyala jika power supply aktif. Kapasitor C3 fungsinya adalah sebagai kapasitor decoupling. 

atmega-capacitor-indicator-circuit

Antar Muka Port Serial RS232

Port serial pada ATMega masih dalam level TTL 5V, sedangkan port serial standar adalah menggunakan level RS232, untuk itu diperlukan pengubah level TTL 5V <-> RS232 berupa IC MAX232  atau ekivalennya, seperti ICL232. Sebagai konektor serial menggunakan konektor DB9 female.

atmega-serial-circuit
Rangkaian antar muka serial. Klik pada gambar untuk memperbesar

 

Rangkaian Power Supply

Board ini memerlukan input DC sekurangnya 8 volt yang kemudian diregulasi oleh IC 7805 menjadi tegangan 5V yang stabil. Fungsi D2 adalah untuk melindungi LM7805 jika terjadi kesalahan polaritas tegangan masuk.

 

atmega-powersupply-circuit
Rangkaian regulator. Klik pada gambar untuk memperbesar

 

Rangkaian Driver LED

Port C dihubungkan dengan 8 buah LED melalui IC 74HC245. Sebenarnya Port C dapat langsung menyalakan LED, namun jika demikian maka tegangan pada Port C akan terpengaruh, sehingga tidak dapat dipakai sebagai input/output lain. Dengan penambahan 74HC245, maka tegangan input/output pada Port C relatif tidak terpengaruh. Setiap LED dipasang seri dengan resistor 220 ohm untuk membatasi arus pada masing-masing LED.

atmega-led-circuit
Rangkaian LED driver. Klik pada gambar untuk memperbesar

 

 

Referensi

 

Rangkaian Antar Muka Mikroprosesor Sederhana

Suatu sistem mikroprosesor/mikrokontroler memerlukan rangkaian antar muka tambahan supaya dapat dihubungkan dengan berbagai periferal. Berikut ini ada rangkaian-rangkaian antar muka praktis yang sederhana untuk board Arduino, namun dapat juga dipakai untuk mikrokontroler lain.

Rangkaian Antar Muka Sederhana
Rangkaian Antar Muka Sederhana

Rangkaian lengkapnya dapat diikuti pada tautan berikut ini:

Jarak Antar Komponen pada PCB

Dalam membuat sebuah PCB, perlu diperhatikan jarak antar komponen. Setelah layout PCB jadi, perlu juga dipastikan ukurannya dengan mencetak rangkaian dengan ukuran 100% kemudian memastikan semua komponen tidak ada yang terlalu berdekatan atau malah  tumpang tindih.

Berikut ini beberapa foto jarak terdekat 2 konektor IDC yang tidak tumpang tindih.

Konektor IDC bersebelahan
Konektor IDC bersebelahan
Konektor IDC berjarak 400 mil
Konektor IDC berjarak 400 mil
Konektor IDC berjarak 300 mil
Konektor IDC berjarak 300 mil

Tentunya kalau semuanya pakai jarak minimal walaupun tidak tumpang tindih namun sulit untuk mencabutnya.

Berikut ini yang terjadi kalau konektor IDC terlalu dekat, sehingga terpaksa sebagian konektor disolder di sisi bawah PCB

Konektor IDC terlalu dekat
Konektor IDC terlalu dekat

Referensi

Menyalakan LED Matrix Tanpa Resistor

Secara umum untuk menyalakan LED diperlukan resistor untuk pembatas arus, sehingga arus yang mengalir pada LED tidak melebihi batas maksimal LED tersebut.

Untuk LED matrix, diperlukan resistor untuk pembatas arus, serta transistor untuk penguat arus. Jika tidak meggunakan resistor, mak arus dapat terlalu besar, atau bervariasi tergantung jumlah LED yang menyala. Jika tidak menggunakan transistor, maka arus hanya mengandalkan kekuatan arus dari mikrokontroler yang dipakai, yang rata-rata hanya dapat memberikan 6 mA, padahal supaya menyala terang diperlukan 20 mA ~ 25 mA.

Berikut ini adalah foto dari contoh rangkaian yang tidak menggunakan resistor maupun transistor:

LED Matrix tanpa transistor maupun resistor
LED Matrix tanpa transistor maupun resistor

Pada foto tersebut nampak kecerahan LED tidak seragam. Kecerahan LED tergantung dari jumlah LED yang menyala bersamaan pada 1 baris.

Misal pada LED matrix yang kanan, baris teratas relatif redup karena 8 LED menyala semua, sedangkan baris ke-2 dan ke-3 terang karena dalam 1 baris hanya 2 LED yang menyala.

===

Secara umum LED memerlukan resistor untuk mengatur arus yang mengalir di dalamnya.

Berikut ini ada beberapa orang yang melakukan percobaan LED tanpa resistor, dengan berbagai kesimpulan:

  • http://tinkerlog.com/2009/04/05/driving-an-led-with-or-without-a-resistor/
  • http://cs.stanford.edu/people/nick/led-without-resistor/
  • http://www.instructables.com/id/LEDs-for-Beginners/step5/One-LED-no-resistor/