Contoh Cyber Physical System

Contoh Aplikasi Cyber Physical System (CPS) di berbagai bidang adalah sebagai berikut:

Bidang Manufakturing dan Produksi meliputi bidang manufaktur yang lincah, konektivitas pada jalur pasokan

Aplikasi CPS pada manufaktur dan produksi:

  • Intelligent controls: Kendali cerdas
  • Otomasi proses dan perakitan
  • Robot yang dapat bekerja secara aman dengan manusia

Bidang transportasi dan pergerakan meliputi kendaraan otonom dan kendaraan cerdas, baik di darat, udara, perairan dan angkasa luar; Komunikasi antar kendaraan dan kendaraan ke infrastruktur transportasi.

  • Sistem kendaraan dengan ‘drive by wire’, artinya kendali pada kendaraan tidak langsung oleh manusia namun dibantu dengan perangkat komputer
  • mobil dengan kecerdasan
  • Sistem kendali lalu lintas yang interaktif
  • Sistem transportasi udara generasi selanjutnya

Energi meliputi sistem kelistrikan, sumber energi terbarukan, produksi minyak dan gas

  • Jaringan listrik cerdas
  • Sistem pengisian listrik pada kendaraan
  • Jaringan distribusi minyak dan gas dengan kecerdasan
Konsep smart power grid masa depan
Konsep smart power grid masa depan

Infrastruktur sipil meliputi jembatan, bendungan, pengolahan air bersih dan air limbah

  • Monitoring secara aktif dan sistem kendali , misal pada jembatan dan bendungan
  • Jaringan air dan limbah dengan kecerdasan

Kesehatan meliputi perangkat kesehatan, perangkat kesehatan pribadi, diagnosa penyakit dan pencegahan penyakit.

Aplikasi CPS pada bidang kesehatan:

  • Jaringan komunikasi personal (untuk alat kesehatan pada seseorang)
  • Sistem untuk membantu kesehatan
  • Sensor yang dapat dikenakan pada manusia dan perangkat yang dipasang di dalam tubuh

Bangunan dan Struktur meliputi bandungan perumahan dan komersil dengan performansi tinggi

Aplikasi CPS pada bangunan dan struktur:

  • Pengendalian seluruh aspek pada bangunan
  • Perangkat HVAC cerdas
  • Sistem otomasi bangunan
  • Perabot dan perangkat rumah/kantor yang tersambung ke jaringan
Jembatan dengan kecerdasan
Jembatan dengan kecerdasan

Pertahanan dan Keamanan meliputi perangkat tentara, persenjataan, perangkat logistik, sensor otonom bawah air

Aplikasi CPS pada pertahanan & keamanan:

  • senjata cerdas, dalam arti berpandu dan presisi
  • perangkat komputasi dan sensor yang dapat dikenakan oleh prajurit
  • Kendaraan cerdas tidak berawak
  • Rantai pasokan dan logistik

Keadaan Darurat meliputi perangkat bagi responden pertama, perangkat komunikasi , perangkat pemadam api.

Aplikasi CPS pada keadaan darurat meliputi:

  • sistem deteksi dan pemantauan
  • jaringan komunikasi yang tahan gangguan
  • sistem responden yang terintegrasi

Referensi

 

 

 

Perbedaan Arduino dan Programmable Logic Controller (PLC)

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega. Perangkat keras yang kompatibel dengan Arduino meliputi modul mikrokontroler buatan Arduino serta berbagai modul mikrokontroler lain yang sudah dibuat librarynya supaya kompatibel dengan Arduino. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi pada Arduino adalah C/C++.

PLC atau Programmable Logic Controller atau terjemahannya “pengontrol yang dapat diprogram” adalah komputer untuk keperluan industri yang telah dibuat kokoh dan disesuaikan untuk mengontrol proses manufaktur di pabrik, seperti jalur perakitan, mesin-mesin pabrik, perangkat robot, atau aktivitas apa pun yang memerlukan keandalan tinggi, kemudahan pemrograman, dan diagnosa jika ada kesalahan proses.

Perangkat PLC untuk monitoring pabrik farmasi
Perangkat PLC untuk monitoring pabrik farmasi

Tabel Perbedaan Arduino dan Programmable Logic Controller

Aspek Arduino PLC
Keandalan tergantung implementasi hardware & software tinggi sesuai standar industri NEMA/IEC dan sebagainya
Ukuran relatif kecil relatif besar
Aplikasi bebas, fleksibel industri, otomasi
Bahasa pemrograman Relatif rendah: C dan C++

Relatif tinggi, seperti:

  • Ladder Diagram
  • Instruction List
  • Structured Text
  • Function Block Diagram
  • Sequential Function Chart
Skalabilitas Untuk sistem yang besar, perlu proses rekayasa yang cukup kompleks. mudah untuk dikembangkan, modul-modul sudah tersedia
Real Time Perlu rekayasa di antaranya dengan menggunakan sistem operasi real time (RTOS) sudah dirancang real-time
Mikrokontroler menggunakan berbagai macam mikrokontroler yang berpengaruh terhadap proses rekayasa sistem. Secara internal menggunakan mikrokontroler / mikroprosesor, namun pemakai tidak dipusingkan oleh jenis mikrokontroler yang dipakai.
Fleksibilitas Sangat fleksibel tergantung kreatifitas perekayasa / pembuat konfigurasi sesuai dengan modul yang tersedia dari pabrikan
Komputasi fleksibel tergantung jenis mikrokontroler yang dipakai relatif lambat
Biaya murah untuk sistem yang sederhana harga lebih mahal terutama untuk sistem yang sederhana
Bentuk & Ukuran bentuk bebas, karena Arduino hanya mikrokontrolernya saja Bentuk sudah tertentu, karena umumnya untuk dipasang di rak dengan standar ukuran tertentu
Arsitektur software semua periferal dan memori pada Arduino dapat diatur secara bebas. Arsitektur software bebas. sudah tertentu

Referensi

 

Perbedaan Arduino dan NodeMCU

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega. Perangkat keras yang kompatibel dengan Arduino meliputi modul mikrokontroler buatan Arduino serta berbagai modul mikrokontroler lain yang sudah dibuat librarynya supaya kompatibel dengan Arduino. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi pada Arduino adalah C/C++.

NodeMCU adalah kerangka pengembangan IoT open source berbiaya murah. Perangkat NodeMCU meliputi firmware NodeMCU dan perangkat keras berbasis ESP32 dan ESP8266 yang kompatibel. Bahasa pemrograman yang dipakai untuk mengembangkan aplikasi pada NodeMCU adalah Lua

Pada awalnya yang disebut NodeMCU adalah software (firmware) tertentu yang dijalankan pada modul ESP8266 dan modul ESP-12. Saat ini NodeMCU juga dapat dijalankan di ESP32.

Arduino UNO (kiri), NodeMCU ESP8266 (kanan)
Arduino UNO (kiri), NodeMCU ESP8266 (kanan)

Hardware NodeMCU

Hardware NodeMCU ada yang berbasis ESP8266 dan ESP32.

NodeMCU berbasis ESP32 biasanya menggunakan board DevkitC

ESP32 DevkitC Clone tampak atas
ESP32 DevkitC Clone tampak atas

 

Referensi

  • https://en.wikipedia.org/wiki/NodeMCU
  •  

 

 

Perbedaan Arduino dan Mikrokontroler

Arduino adalah kerangka kerja untuk membuat sistem elektronik open-source yang meliputi sejumlah perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagian perangkat keras Arduino menggunakan prosesor/mikrokontroler dari keluarga ATmega.

Mikrokontroler adalah komputer kecil pada suatu keping rangkaian integrasi (integrated circuit/IC) terpadu. Pada mikrokontrole sudah ada CPU (Central Processing Unit) , memori dan periferal. Mikrokontroler umumnya dirancang untuk aplikasi yang tertanam di perangkat lain, atau dikenal dengan istilah ‘embedded system’.

Perangkat keras Arduino menggunakan mikrokontroler, namun tidak semua mikrokontroler adalah bagian dari Arduino

Berikut ini contoh mikrokontroler ATmega8535 yang tidak termasuk Arduino.

Perangkat Keras Arduino

Berikut ini contoh perangkat keras Arduino yang menggunakan mikrokontroler dari keluarga ATmega

Nama Prosesor  
Arduino Nano Every ATmega4809  
Arduino Nano ATmega328  
Arduino UNO ATmega328  
Arduino Mega 2560 ATmega2560  
Arduino Leonardo ATmega32u4  

Berikut ini contoh perangkat keras Arduino yang tidak menggunakan mikrokontroler ATmega.

Nama Prosesor  
Arduino Nano 33 IoT SAMD21 Cortex®-M0+ 32bit low power ARM MCU  
Arduino Nano RP2040 Connect Raspberry Pi® RP2040  
Arduino Nano 33 BLE Sense nRF52840  

Berikut ini contoh mikrokontroler yang tidak termasuk pada sistem Arduino:

  • ATmega8535
  • ATmega8
  • ATmega16
  • ATmega32

Mikrokontroler Secara Umum

Mikrokontroler adalah komputer kecil pada suatu keping rangkaian integrasi (integrated circuit/IC) terpadu. Pada mikrokontrole sudah ada CPU (Central Processing Unit) , memori dan periferal. Mikrokontroler umumnya dirancang untuk aplikasi yang tertanam di perangkat lain, atau dikenal dengan istilah ‘embedded system’.

Pada masa lalu, mikrokontroler umumnya dibuat dalam 1 keping chip. Pada saat ini mulai dikenal konsep SoC (System on a Chip). SoC ini menggabungkan keping silikon berisi mikrokontroler dengan komponen-komponen lain yang lebih kompleks, misalnya GPU (Graphical Processing Unit) ataupun antarmuka WiFi.

Mikrokontroler digunakan dalam berbagai produk dan perangkat yang dikontrol secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin mobil, perangkat medis, remote control, mesin kantor, alat rumah tangga, perkakas listrik, mainan, dan sistem tertanam (embedded) lainnya. Desain dengan mikrokontroler lebih ekonomis daripada mikroprosesor karena pada mikrokontroler memori dan perangkat input/output dapat digabung dalam 1 chip, sedangkan pada mikroprosesor memori dan perangkat input/output harus ditambahkan pada chip terpisah.

Mikrokontroler ada murni digital, ada juga yang campuran antara sinyal digital dan analog. Dalam konteks internet of things (IoT), mikrokontroler adalah teknik pengumpulan data yang ekonomis dan populer, mengukur dan mengendalikan dunia fisik sebagai perangkat ‘komputasi tepi’. Kontras dari ‘komputasi tepi’ adalah ‘komputasi awan’ atau ‘cloud computing’, di mana data & informasi dikumpulkan secara terpusat untuk kemudian semua data diolah secara terpusat.

Referensi