Pada tulisan ini dibahas percobaan menggunakan phototransistor MAL100. Mengapa MAL100 , bukan phototransistor tipe lain? Alasannya sederhana, ketika ke toko Tulus di Jaya Plaza, jenis inilah yang ditawarkan ke saya ketika saya menanyakan tentang phototransistor.
Phototransistor ini ukurannya kecil sekali, berikut ini dibandingkan dengan koin Rp 500,-.
Kemasannya mirip transistor kaleng biasa. Menurut datasheetnya komponen ini menggunakan kemasan TO-18. Hanya saja bedanya dengan transistor biasa, kalau transistor biasa kemasannya biasanya dibuat kedap cahaya supaya cahaya tidak mengganggu penguatan transistor, sedangkan pada MAL100 ini justru silikon transistor mesti dapat terkena cahaya, sehingga bagian atasnya nampak menggunakan bahan transparan, kemungkinan menggunakan plastik.
Jika dizoom close up nya, nampak kawat penghubung dari kaki transistor ke keping silikon transistornya. Cuma belum tahu juga mana yang B,C dan E. Nanti mesti tanya ke pakar device dulu untuk tahu konfigurasi transistor yang dipakai sebagai sensor cahaya
Skema rangkaian untuk percobaan mengambil inspirasi dari https://www.clear.rice.edu/elec201/Book/sensors.html sebagai berikut:
Rangkaian tersebut saya modifikasi sebagai berikut:
- Resistor 47k diganti LED merah seri dengan resistor 220 ohm, supaya kalau phototransistor ‘ON’ maka langsung LED merah akan menyala.
- Sumber cahaya menggunakan LED kuning, bukan IR LED, karena kebetulan tidak punya stok IR LED
Berikut ini hasil percobaan dengan LED kuning mati, disusul dengan LED kuning dinyalakan.
Nampak bahwa phototransistor MAL100 berfungsi sebagai switch yang dikontrol oleh LED kuning.
Referensi
- Datasheet MAL100 http://www.digchip.com/datasheets/parts/datasheet/606/MAL100-pdf.php
- Detail kemasan TO-18 http://www.cdil.com/package/to_18_metal_can.pdf
- MAL100-datasheet
- mal100